Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Cinta (Tak Boleh Dipaksa) #4

1 Juni 2011   11:10 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:59 607 9

Aku berjalan lunglai memasuki ruangan yang dingin itu. Melihat mata Donny yang sayu masih terbelalak, bibirnya yang kering menyunggingkan senyum ke arahku, mungkin dia merasa asing, orang yang baru dikenalnya sampai seperti orang gila saat mengkhawatirkannya.

Aku menatapnya, belum sempat membalas senyumnya.Sedetik kemudian senyumnya sirna .

EKG (elektro kardio grafi) yang naik turun itu kini begerak mendatar. Bunyi itu merambat pelan ke gendang telingaku

‘Tuuuuuuuuuuuut’

Kain putih menutupi sebagian tubuhnya. Dokter itu menghampiriku, dan berkata

“ Itu senyum terakhirnya untukmu”.

Aku hanyatediam, air bening itu masih mengalir deras dipipiku. Aku meremas kepalan tanganku untuk yang kesekian kalinya dan melihat ke bawah.

Aku bergumam pelan “Ma, bangunin aku Ma, aku ga suka mimpi buruk kaya gini,..”.

Lalu suaraku naik 2 oktaf di atas suara normalku “Maa... Mama denger aku kaan” aku terisak berteriak histeris.

Aku tidak bisa menahannnya lagi. Telapak kakiku yang masih berpijak di atas dinginnya lantai marmer rumah sakit, kini ambruk.

Bukan hanya tak kuat menahan beban tubuhku yang lemas, tapi beban di hatiku sepertinya sudah merambat ke seluruh tubuhku. Membuat kakiku semakin tidak kuat menahannya. Aku ambruk.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun