*Pengamanan Perlu Ditingkatkan
Terasa lembut saat angin sepoi membelai kulit. Sinar mentari pun tak begitu terik, semakin menambah jiwa ini intuk terus menikmati pemandangan alam nan pesona tatkala perjalanan menuju Pulau Berhala. Burung laut terbang hilir mudik di atas kepala bila menatap ke atas, sementara tampak ikan kecil melompat dengan lincah dalam beberapa kali lompatan ketika menatap ke laut yang biru. Kapal-kapal kargo terlihat seperti deretan yang telah ditentukan jalurnya. Sementara itu, kapal-kapal nelayan terombang ambing tampak seprti kapal-kapalan. Indahnya tak dapat digambarkan begitu menakjubkan ciptaan Tuhan.
Perjalanan menuju Pulau Berhala memakan waktu kurang lebih 4 jam dari Belawan. Kebetulan saya mendapat tumpangan dari Lantamal I Belawan, naik kapal perang KM Boa. Kami beserta rombongan anggota TNI AL Lantamal I berangkat pukul setengah Sembilan, tiba di sana pukul dua belas. Sepanjang jalan saya tak dapat terpejam meskipun terasa kantuk karena ingin menikmati pemandangan laut. Cerita punya cerita, ternyata udara laut itu bagus untuk kesehatan. Seorang teman yang didiagnosa sakit parah oleh dokter di Singapura menyarankannya agar menghirup udara laut banyak-banyak, sebab kadar oksigen udara laut lebih tinggi dibandingkan di tempat lain.
Setiba di sana, mata semakin dimanja. Betapa tidak, airnya yang biru begitu jernih sehingga tampak ikan dengan sisik hitam kuning berenang-renang di dasar laut. Menurut Danlantamal I Belawan, Bambang Soesilo di sekeliling Pulau Berhala terdapat terumbu karang yang masih asri belum terjamah tangan-tangan jahil. Pulau Berhala merupakan pulau terluar Sumatera Utara, pulau tersebut memiliki luas sebesar 2 kilo meter persegi. Pulau ini terletak di perbatasan Malaysia-Indonesia, tepatnya di Desa Tanjung Beringin, Kabupaten Sergai. Akses terdekat menuju ke pulau tersebut satu-satunya melalui wilayah Sergai, menyewa boat sebesar 2 sampai 3 juta menempuh perjalanan 3 jam.
Untuk menjaga keasrian Pulau Berhala serta melindungi ancaman pencaplokan wilayah dari tangan asing, maka pulau itu dijaga oleh 32 personil TNI AL yang berasal dari pasukan Marinir. Selama 6 bulan pasukan bergantian mendapatkan tugas mengamankan pulau tak berpenghuni itu. Pasukanyang merayakan Idul Fitri pun harus menjalankannya tanpa sanak saudara.
Sementara itu untuk meningkatkan pengamanan, pemerintah perlu memberikan perhatian lebih. Sebab banyak kendala yang dihadapi Satgas saat bertugas di sana, salah satunya tidak adanya fasilitas telekomunikasi yang menghubungkan dari dan ke Pulau Berhala. Selama ini, pasukan hanya memanfaatkan saluran frekuensi agar dapat terhubung ke pihak luar. Agar dapat menjangkau dari satu wilayah ke wilayah lain hanya ada satu perahu karet.