Air ,seyogyanya bukanlah sumber daya yang asing di Indonesia. Beberapa wilayah di Indonesia memiliki sumber mata air yang murni seperti di daerah Pandaan yang dikelola AQUA dalam wadah kemasan yang praktis. Akan tetap presentase air tawar di dunia ini tak lebih hanya 2,5 persen saja. Siklus hidrologi (atau bisa juga disebut siklus air hujan secara awam) membuat jumlah air di bumi selalu tetap dengan wujudnya saja yang berbeda-beda. Dari jumlah yang sedikit itu apakah semuanya layak minum?
Tentu saja tidak, kasus pencemaran air dan kasus kekeringan adalah dua permasalahan dengan sudut pandang yang berbeda, disamping juga maraknya bencana banir di beberapa daerah. Yang terakhir ketersediaan air memang melimpah namun menimbulkan musibah.
Apapun permasalahan air yang terjadi di alam , kesemuanya adalah hasil timbal balik apa yang telah manusia berikan ke lingkungan, dan apa yang alam kembalikan pada kita.
Sebagai negara dengan dua musim, jangan sampai keadaan ini menciptakan keadaan hiperbolis, yakni pada saat musim kemarau terjadi kekurangan yang amat parah hingga terjadinya antrian orang dalam mendapatkan air bersih guna kebutuhan sehari-hari. Sedihnya, pada musim hujan, luapan sungai atau kurangnya lahan resapan air, mengakibatkan debit air yang tak terbendung hingga masuk rumah. Banjir menimbulkan permasalahan dan kesehatan. Berbagai penyakit muncul melalui pnyebaran air banjir yang kotor seperti diare hingga penyakit mematikan seperti leptosprirosis, yang ditularkan utama oleh urin tikus.
Kita perlu sadar tentang ketersediaan air bersih bagi kita, penggunaan air dalam sehaari-hari perlu dihemat. Dengan contoh kecil, tidak lupa menutup kran air bila tidak diperlukan. Disamping mewaspadai terjadinya banjir dengan membuang dan mengelola sampah dengan tepat.Serta penambahan areal resapan air yang diperluas dan kesadaran pentingnya menanam merawat pohon di sekitar kita.