Kita hanyalah butiran-butiran debu, yang dirangkai cipta menjadi sebuah maha karya indah oleh Sang Seniman Agung. Yang memiliki hidup oleh suntikan nafas-Nya. Yang dilukis segambar dengan rupa Pelukis Agung.
Kita, lalu mengada dalam rentetan episode kisah kehidupan, di hamparan lini masa. Lalu, Kita menulis dan melukis kisah kita dengan jejak yang membekas di kanvas lini masa, yang berbingkai masa yang terbatas.
Jejak-jejak kita adalah karya dalam lini masa kehidupan. Sebagaimana adanya sebuah karya, maka indah tidaknya catatan dan lukisan kita, tergantung pada sebuah karsa, sebuah kehendak yang menggandeng keluhuran.
Dan, keluhuran karsa ada di dalam rasa. Dan rasa adalah hati kita. Hati adalah segenggam debu mulia, dari padanyalah tumbuh segala jejak mulia: jejak kebajikan, jejak ketulusan, jejak kedamaian dan cinta. Tetapi juga, jejak kezaliman.
Jejak kita dalam lini masa yang fana, lahir dari geliat rasa dalam hati. Jagalah hati kita, dari situlah rasa kita akan melukis jejak, baik-buruknya kehidupan, hingga kita kelak berjumpa lini masa yang baru bernama: keabadian!