Aku terbang berkeliling bersama pesawat modernisasi, mendarat di sebuah negeri emas dan permata. Mengunjungi istana negeri itu, lalu aku melihat kepala berhias mahkota emas duduk di singgasana. Perlahan kubuka pintu pori kepala itu dan menyelinap masuk kedalam. Aku melihat didalamnya penuh sesak dengan keping-keping emas dan permata serta lembaran-lembaran dolar. Aku bertemu sang pemuja
homo economicus. Aku bersedih, aku tak bertemu gambaran tentang kepala-kepala yang menjerit kelaparan.
KEMBALI KE ARTIKEL