Mohon tunggu...
KOMENTAR
Parenting

Adorasi Era "Post-Truth"

8 November 2022   08:39 Diperbarui: 8 November 2022   09:06 186 2


Ada nyeri terasa pedih yang teriris-iris. Biasanya ada luka di bagian tubuh. Namun, ini tidak di tubuhku. Sering terjadi juga meski sudah berulang-kali dihindari. Menghindar masih juga terjerat, berdiam babak-belur dihabisi tanpa pembelaan. Rasanya ngak enak banget.Kini dunia terasa nyeri di mata seorang ibu. Ngak sehat, ada yang disengajakan mulai dari perilaku indukkannya, anak-anaknya pun tertular juga. Membusukkan bibir merah sederhana yang Tuhan ciptakan. Menghancurkan mental, dan perlahan-lahan membinasakan jiwa anak-anak yang sejatinya bisa meneruskan perjuangan bangsa.

Pada era 'post-truth' dewasa ini kebohongan bisa dijadikan pembenaran oleh publik. Dunia sudah dipenuhi rekayasa citra. Yang tidak bisa berbasa-basi, bergerombol sana-sani, berkata-kata kasar disebut aneh, sok alim, dianggap jadul. Atau malah sebaliknya kebohongan kembali berperan dalam pengungkapan fakta. Ya, 'lonte' kata itu membias dari si pengucap ke tubuh seseorang yang bahkan arti dari kata itu sendiri tidak tahu. Sebab apa, ini era 'post-truth'. Lantas apakah harus berkembang seiring dengan kemajuan era yang demikian? Demi kenyamanan dan kepuasan duniawi. NAJIS!!

yang tidak menarik dari kematian
adalah kediaman bunyi
ketika aku ingin berbicara
lantang

penghibur diri dari ketakutan
adalah tidak ikut berjalan
menyertai barisan orang-orangan sawah
yang digerakkan angin puyuh

Save to child 'Keisha'
Introvert, and loners will save us

Surabaya, 08 November 2022

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun