Mereka melewati batu-batu nisan yang kebanyakan berbentuk segi panjang yang memanjang ke atas. Zara mengamati nisan-nisan yang terbuat dari batu yang berat dan tebal itu. Selama di Swedia, ini pertama kalinya dia mendatangi sebuah taman pemakaman. Kebanyakan dari makam di sana terbenam hampir rata dengan rumput hijau yang memenuhi taman pemakaman itu. Pohon-pohon rindang beberapa memenuhi sebelah dalam. Hampir semua membawa bunga berwarna kuning dan merah. Kata Jude bunga itu adalah bunga kesukaan Nate. Zara berjalan di samping Jude sambil tertunduk. Namun, tiba-tiba saja langkah Jude sempat terhenti sebentar. “Cecilia..” Zara mendengar Jude menyebutkan nama itu pelan. Zara menaikkan kepalanya. Menatap sorang wanita tinggi yang tertunduk beberapa langkah di depan mereka, di salah satu makam, sedang membelakangi mereka semua.
“Siapa dia?” tanyanya.
“Cecilia. Kekasih Nate dari Prancis.”
***
Aku mengkarang di sini
Bersama udara-udara yang terkontaminasi dengan kekhawatiran dan kegelisahan yang masih saja memeluk jantungku.
Detaknya menjadi berhamburan lalu berantakan.
Sama sekali tidak menentu.
Aku membayangkan lagi
Tentangnya yang berjalan melintasi ruang dan waktu yang berbeda menurutnya
Aku hanya berharap sangat pada Tuhannya.
Atas semua hal yang sulit sekali aku dapatkan.
Membiru karena belum juga dapat membaca fikirannya.