"Ya, Buk, makasih." Tanganku menjulur mengambil uang dua puluh ribuan dan dua ribuan tersebut.
Dalam hati sambil berpikir, bukankah total belanjaanku empat puluh enam ribu, seharusnya dengan uang lima puluh ribu yang kuberikan tadi, uang kembalian yang diterima hanya empat ribu. Si penjual malah memberikan dua puluh dua ribu.
Aku hanya diam serta berlalu menuju sepeda motor. Aku menstarter dan bergegas melanjutkan perjalanan. Akselerasi kecepatan tidak begitu laju. Ada kegelisahan menggelayuti hati, seakan jiwa jujur memberontak. Ini salah! Seharusnya kujelaskan tentang kemungkinan si Ibu tersebut melakukan kesalahan mengira uang dua puluh ribuan itu uang dua ribu. Begitulah malaikat mungkin ingin meluruskan sikapku. Keraguan menyergap, mengembalikan atau tidak.