Dari kejauhan terdengar derap hentakan kaki kuda yang ramai. Semua penduduk desa terlihat tegang, memandang ke arah asal suara. Aku pun begitu. Tak lama sosok pria di atas kuda hitam terlihat, hanya sendiri. Semakin mendekati jalan desa, tepatnya pasar ini. Ia mengibaskan bendera dan setelah dekat meniup benda lancip dari tangannya yang berada ditangannya yang satu lagi. Oh, itu bertanda para pembesar kerajaan akan melintasi kampung ini. Semua bersiap berbaris dan meninggalkan aktivitas jual beli. Mereka berjejer membentuk jalur lewat dan menundukkan kepala. Aku menyelip di samping Pak Tua penjual pisang. Hentakan langkah kuda yang seperti berdesakan semakin dekat. Kami tak tahu rupa mereka seperti apa, setelah itu kuda yang ditengah terhenti diikuti kuda yang di belakangnya.
KEMBALI KE ARTIKEL