Aku melewati jalan setapak yang belum juga menemukan ujung. Kedua sisi jalan hanya ada kebun singkong dan semak belukar. Permukiman akan dijumpai setelah keluar dari gang ini. Entah mengapa malam ini lebih mencekam. Desau angin terasa makin kencang, bahkan embusannya mampu memainkan helaian rambut sebahuku. Terlihat samar, pepohonan singkong berayun, dedaunannya bergoyang seperti bayangan yang melambai-lambai. Aku mempercepat langkah, mengingat waktu mulai menapaki malam yang makin larut.
KEMBALI KE ARTIKEL