Aku tertegun di ambang pintu kelas. Mataku mengitari deretan bangku siswa yang sudah duduk rapi, dan terhenti pada kursi di sudut dinding, paling belakang. Kosong, hanya ada seorang siswa di sebelahnya. Bangku yang biasa diduduki oleh murid yang bernama Sania. Gadis kecil yang sering berkepang dua, berparas manis dengan mata bulat. Aku menghela napas, Sania absen lagi hari ini. Terhitung telah tujuh hari ia tak masuk dan tanpa berita, sudah beberapa kali aku mencoba menghubungi mama Sania--Maya. Ponselnya tidak aktif dan informasi dari siswa lainnya, katanya rumah Sania terlihat kosong.
KEMBALI KE ARTIKEL