Tak hanya kekhawatiran akan kehidupan kekal abadi nanti yang sering datang menghantui, khawatir akan masa depan hidup di dunia adalah hal yang datang silih berganti. Kehidupan dunia yang sementara ini memang menggiurkan, sampai-sampai membuat manusia-masnuia ketakutann untuk menghadapinya.
Ketakutan akan apa yang terjadi 1 tahun kemudian, 5 tahun kemudian, atau bahkan 10 tahun kemudian. Wajar memang jika hal-hal demikian merasuki pikiran seseorang. Seorang pelajar SMA yang mengalami kekhawatiran berlebihan hanya akan berputar-putar dengan ketakutannya tidak lulus saat ujian akhir nasional. Ketakutan tersebut akhirnya hanyalah menjadi penghambat dirinya untuk melakukan usaha agar lulus Ujian Akhir Nasional tersebut.
Berbeda dengan anak SMA, seorang mahasiswapun kadang kala mengalami syindrom ketakutan seperti ini. Mereka hanya berputar-putar dengan ketakutan akan masa depan. Khawatir telat lulus kuliah, khawatir tidak bisa membahagiakan orangtua, khawatir tidak bisa bersaing selepas lulus kuliah, khawatir ini khawatir itu dan khawatir dengan hal-hal lainnya.
Kekhawatiran memang perlu, tetapi bukanlah kekhawatiran yang mebuat kita ketakutan dan berhenti berbuat untuk hari ini. Orang yang hanya sibuk dengan ketakutan masa depannya hanyalah orang-orang yang tidak pernah berbuat untuk hari ini. Berbuatlah untuk hari ini maka masa depan akan menantimu tanpa ketakutan sedikitipun.