Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Ayah, Dalam Kenangan

30 Juni 2013   18:54 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:12 80 0
Uwa'

Bukan kaum intelek berderet titel di belakang namanya

Tapi mampu mengajarkan makna kehidupan dengan mendalam

Bukan politisi yang pandai bersilat lidah

Tapi perkataanmu yang irit sudah menurutkanku

Bukan pula diplomat, tapi kau ulung menyatukan asamu pula harapku

Uwa'

Memang bukan jenderal atau pejabat bersafari licin

Tapi wibawamu keluar cukup dengan mendehem..heu

Memang bukan kyai berjenggot panjang

Tapi akhlakmu lebih santun dari ustad yang piawai ceramah,

namun lihai pula joget di karokean..deuh

Kesederhanaanmu mengajarku agar tidak sombong

Kerja kerasmu menjelaskan bahwa dunia takkan takluk

dengan tangan hanya berpangku

Keimananmu selalu mengingatkanku akan kebesaran Allah

Tapi, kepergianmu sungguh menyakitkanku

Duka masih membekas, tak kunjung hilang

Kebersamaan tinggal kenangan

Masa indah yang selalu meluapkan lara kala terngiang..ah

*)Kala senja seperti ini, biasanya kita sudah pulang dari kebun membawa dua tandan pisang...oh, I'm realy miss that moment.

Sukabumi, 29 Juni 2013 (9 bulan Uwa' wafat, 29 September 2012)

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun