Bromo...haiaya siapa yang meragukan keindahannya. Seorang traveler senior pernah mengatakan ke saya, pengalaman traveling belum lengkap jika belum menjalani ”3 B”. Apa itu...? Borobudur, Bromo dan Bali. Aku kira pendapatnya tidak berlebihan. Bromo memang eksotik. Sehingga nama besar sudah terkenal ke manca negara. Bagi turis manca negara bagi yang pertama kali ke Indonesia pasti akan mengagendakan Bromo.
Mengunjungi Bromo sudah banyak informasi dan mudah. Dari Jakarta bisa melalui Surabaya lanjut menuju Probolinggo. Atau melalui Malang. Akses jalan mudah. Umumnya agenda yang tidak di lewatkan selama di Bromo adalah Sunrise di Pananjakan, Lautan pasir, bukit teletubies, dan lain-lain. Sebenarnya masih banyak spot lain di sekitar Bromo.
Termasuk yang beruntung aku bisa melihat Bromo dari sisi lain. Yang ku maksud adalah dari udara. Naik Trike kah...? sejenis pesawat layang bermotor. Ooo... tidak.
Berawal saat terbang dari Bali ke Jakarta. Take off dari Bandara Ngurah Rai jam 7 pagi. Aku duduk di deretan sebelah kiri jendela (A), 5 baris dari belakang yang tidak terhalang sayap pesawat. Sengaja waktu check in memilih seat disini karena ingin motret. Siapa tahu ada pemandangan indah.
Benar saja...sungguh di luar dugaan. Sekitar 30 menit, pesawat sudah di ketinggian jelajah di ketinggian 33 ribu feet (kurang lebih 10 ribu meter). aku menengok pemandangan di bawahnya. Astaga...bukankah di bawah adalah Bromo. Aku tahu persis karena mengenal beberapa gunung. Hamparan pasir di sekitar Bromo membuat semakin yakin itulah Bromo. Beruntung cuaca di bawah hanya tertutup kabut tipis.
Tanpa membuang waktu segera ku nyalan kamera. Aku tahu pasti tidak akan lama. Sebentar lagi akan lewat atau ketutup awan. Barangkali hanya 5 menit saja. Tidak hanya 1 shoot saja. Berkali-kali aku tekan tombol shutter. Agar mendapat view yang lebih jelas aku gunakan zoom lensa seperti foto di atas.
Benar saja...tidak sampai 5 menit melewati Bromo. Awan tebal di bawah sudah menghalangi. Bromo sudah tidak kelihatan lagi. Aku puas…puas…bisa melihat Bromo dari udara. Thanks GOD tuk kesempatan bagus ini.
Pengalaman ini menjadi pelajaran berharga bagi ku. Suatu saat jika aku kebali dari Jakarta berharap bisa berjumpa lagi Bromo lagi. Berarti aku harus duduk di sebelah kanan pesawat. Atau, jika ada kesempatan dari Bali ke Jakarta aku berusaha memilih penerbangan pagi supaya mengecap keberuntungan menikmati pemandangan seperti ini.