Pagi-pagi sekali aku mendengar ribut-ribut didepan kamarku. Mbak Sur dan ibu memanggilku dengan segala sopan santunya. Tapi aku tetap tak bergeming. Tetap berkutat dengan selimut tebal dan ranjang empukku. Membiarkan kepanikan merajai rumah Ageng ini. Rumah seorang Raden yang di segani karena kebangsawanannya.