Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan

Dari “Religiusitas” Menuju Pada Nikmatnya “Kawin”

20 November 2012   06:41 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:01 201 0
Satu deretan lagi, ketika kita mengungkapkan adanya nilai-nilai kehidupan yang dijaga oleh Tuhan melalui tangan hukum-hukum agama, kita mungkin dapat mengerti bagaimana peran kasih sayang Tuhan kepada manusia dan seluruh ciptaan yang terus Dia pelihara atas keberlangsungannya. Melalui aturan-aturan, hukum-hukum agama, dapat kita lihat adanya komponen yang dijaga agar mencapai apa yang namanya keselarasan hidup.

Dalam perbincangan Dari “Kawin” ke Religiusitas, dilanjutkan oleh seorang kawan yang lainnya. Kawan ini juga sama mabuk dalam dunia seni, namun dia yakin bahwa seorang seniman (baca: sastrawan) memiliki tanggung jawab moral dan spiritual. Seperti pandangan bahwa sastra (baca juga: seni) sebagai katarsis (penyucian jiwa) juga pandangan yang mengatakan bahwa sastra (baca juga: seni) memiliki tanggung jawab untuk mendidik dan menggerakkan. Tentu saja, pendidikan merupakan sarana atas tujuan yang baik, yaitu dari gerak minus ke plus, yang mana ini dikatakan sebagai gerakan. Minus ke plus, katakan juga gerak dari kekotoran menuju kepada kebersihan merupakan nilai dari katarsis itu sendiri.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun