Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Menulis?

24 Maret 2011   10:23 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:29 37 0

Hidup sebagai sosok manusia Jawa di tengah derasnya arus perkembangan zaman yang terus saja mencampur-aduk pemikiran, kebudayaan (jalan hidup), interpretasi tentang keagamaan, dan ideologi yang semakin menuju pada pluralisme. Terkadang di tengah perbauran aspek-aspek kehidupan tersebut, saya seringkali menemukan diri yang tanpa identitas. Saya merasa sedang berdiri di dalam gelombang yang terus saja zig-zag tanpa pernah perduli, di sana seolah-olah tidak menemukan suatu pijakan. Pun, dalam keadaan itu seringkali merasa terseret, terkadang melaju deras ke timur kemudian tanpa pemberitahuan langsung berbalik melaju ke barat. Benar-benar dipaksa untuk mengikuti angin yang berhembus. Hidup dalam keterasingan di dunia sendiri yang akhirnya menumbuhkan kebimbangan.Manusia Jawa di tengah modernitas yang perlahan-lahan menemukan tubuh dan pikiran memudar. Saya sadar, perubahan cepat atau lambat akan segera terjadi. Ramalah orang-orang tua yang mengatakan, manusia Jawa, kelak akan tinggal “jawan” saja: Jawa yang tinggal tubuh dan secara sikap serta pemikiran sudah tidak lagi sebagai manusia Jawa. Keadaan itu melintas dalam bayang-bayang yang menakutkan, membayangkan diri sebagai manusia yang kehilangan identitas, terasa sangat menyedihkan.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun