Nandar tetap diam berdiri melihat Hartanto yang semakin jauh. Ia tidak menyangka kalau dirinya telah menjadi penghianat yang menusukkan pisau di antara persahabatan mereka. Munandar sama sekali tidak menyadari akan semua itu. Secepat kilat ia pun berlari menyusul Hartanto yang telah jauh berada di depannya.
KEMBALI KE ARTIKEL