Mohon tunggu...
KOMENTAR
Travel Story

Gunung Prau, Yakin Kamu Gag Mau ke Sini?

28 November 2014   18:42 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:36 41 0

Sebelumnya saya sudah membuat ajakan di Kompasiana Ajakan Mendaki Gunung Prau 14-16 November 2014 , sekiranya akan ada kompasianer yang tertarik dan berminat dengan ajakan tersebut. Namun, hanya ada 1 saja Kompasianer yang menyatakan ketertarikannya atas ajakan ini. Tak mau menyerah, saya mencoba lagi mengajak teman yang lain, dan hasilnya total ber-8 termasuk saya yang ikut dalam pendakian ini.

Perjalanan dimulai dari Pool Damri Kemayoran, kami naik bus Damri tujuan Wonosobo, berangkat jam 8 malam, untuk sampai Wonosobo dibutuhkan waktu 15 jam, lebih lama daripada biasanya sebab terjebak macet saat di tol tengah kota dan di beberapa ruas jalan Jawa Tengah terdapat perbaikan jalan.

Dari Terminal Mendolo Wonosobo kami lanjutkan dengan mencharter mikrobus untuk mengantarkan kami sampai Dieng. Dari terminal Wonosobo sampai Dieng sekitar 1,5 jam perjalanan, namun perjalanan tidak akan pernah membosankan karena kami disuguhi pemandangan yang begitu memikat mata sepanjang jalan.

Sampai di Dieng kami terlebih dahulu melakukan registrasi di Basecamp Prau Dieng Wetan, dank arena sudah masuk makan siang kami sekalian makan di Homestay Bu DJono yang juga merupakan sebuah resto dengan harga yang terbilang murah untuk tempat wisata.

Karena hujan turun begitu deras kami menunda untuk memulai pendakian, akhirnya jam 15.40 hujan mulai reda kami pun memulai pendakian ini, berjalan menanjak dari Homestay Bu Djono menuju SMPN 2 Kejajar. Baru berjalan sebentar kami sudah ngos-ngosan. Namun pemandangan Dieng dari depan SMP ini begitu indah membuat kami lupa dengan rasa lelah. Setelah melewati depan SMP, kami melewati ladang perkebunan yang didominasi oleh tanaman kentang. 1 jam dari Homestay Bu Djono sampailah kami di Pos 1 yang berupa bangunan seperti pos ronda yang terbuat dari bambu.

1 jam dari pos 1 sampailah kami di pos 2 yang berupa tanah datar yang tidak luas dan banyak pohon – pohon cemara.

Dari pos 2 ke Pos 3, hari telah berubah menjadi gelap, masing – masing dari kami mengeluarkan senter atau head lamp. Perjalanan menuju pos 3 adalah rute terberat karena jalur yang sangat menanjak, licin serta harus hati – hati karena terdapat kabel dengan tegangan tinggi sebab pos 3 terdapat bangunan yang digunakan sebagai radio repeater dan disini juga terdapat beberapa menara atau tower pemancar.

Sampai di pos 3, kami istirahat cukup lama, karena kini medannya sudah terbuka sehingga angin sangat terasa sekali dinginnya, masing – masing dari kami mengeluarkan jaket untuk mengurangi rasa dingin. Dari Pos 3, kami turun kemudian menanjak lagi. Setelah tanjakan tersebut maka sampailah kami di bukit teletubbies namun karena sudah malam tidak nampak keindahannya, namun baiknya adalah karena ga ada yang dilihat membuat kami berjalan lebih cepat hingga tepat pada jam 20.00 sampailah kami di camping ground Gunung Prau.

Segera kami dirikan 3 tenda, setelah beres dengan tendanya kami mengeluarkan logistik untuk dimasak menggunakan kompor spirtus. Setelah masak dan makan, dan angin malam yang begitu dingin membuat kami tidak tahan berlama – lama diluar tenda, sehingga masing – masing dari kami masuk ke dalam tenda untuk istirahat dan tidur.

Jam 04.30, suasana diluar sudah ramai, ya, karena para pendaki sedang mencari spot terbaik untuk mendapatkan golden sunrise. Akhirnya jam 05.15 sang mentari muncul memberikan cahayanya yang hangat. Kami sangat beruntung karena mendapatkan cuaca yang cukup cerah di pagi itu.

Puas melihat sunrise, kami keliling sekitar Puncak Prau mencari tempat yang bagus untuk dijadikan latar foto. Setelah itu kembali ke tenda dan masak – masak untuk sarapan.

Setelah sarapan kami membereskan tenda dan sampah – sampah yang dihasilkan dari kemping ini, jam 09.30 kami kembali turun, kali ini melewati Jalur Kalilembu. Jalur yang belum pernah saya lewati sebelumnya. Jadi pada saat akan sampai di Pos 3, terdapat jalur yang menurun ke kiri, ikuti terus jalur tersebut nantinya sampai di perkebunan warga, setelah perkebunan maka akan sampai di pemukiman warga yang merupakan Desa Kalilembu. Disini harus banyak – banyak bertanya sebab agak sulit jika baru pertama kali karena banyak gang – gang kecil yang terkadang buntu. Kami aja nyasar, dan sampai di basecamp Batak Banteng.

Karena hujan cukup deras, kami singgah dulu di toko manisan carica “Murni Alami” dan mencicipi manisan tersebut, rasanya manis seperti mangga dan air manisannya juga menyegarkan apalagi jika disajikan dingin.

Setelah hujan reda kami bersama kelompok pendaki lainnya mencharter mikrobus untuk mengantarkan kami sampai Terminal Mendolo, ongkosnya per orang Rp 15000, sayangnya biar dicharter sang sopir tetap menaikan turunkan penumpang yang lain.

Akhirnya jam 14.45 kami sampai di Terminal Mendolo, melapor kepada agen bus yang sebelumnya tiketnya sudah kami beli. Jam 15.30, bus keluar dari Terminal Mendolo, berangkat menuju Jakarta dan Kami pun sampai di Terminal Lebak Bulus pada jam 04.30

Nah, bagaimana cerita perjalanan kami? Begitu indahnya kan? Apalagi pemandangan di Gunung Prau yang begitu mempesona, yakin kamu gag mau kesini?

Catuy Adventuy

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun