G-Terik, Gerakan Literasi Cilik, berangkat dari sebuah impian kecil. Dunia anak yang penuh imajinasi butuh didengarkan, diakui, dihargai, dan sekaligus didampingi. Bahwa hadirnya anak "menciptakan" sosok orang tua adalah fakta tak terbantahkan. Menjadi orang tua bisa dijalankan dengan alamiah. Apa yang dulu diajarkan oleh orang tua diberlakukan ulang. Modifikasi kecil di sana sini dinilai cukup. Kita masih lekat dengan tradisi orang tua yang irit wicara. Komunikasi dalam keluarga Jawa ditandai begitu banyak simbolisme. Banyak orang tua dari generasi sebelumnya lebih memilih melakukan aksi nyata, dan hanya sedikit sekali penjelasan verbal. Tatapan mata dengan sorot mata tertentu sudah cukup untuk "mengendalikan dan mengelola" perilaku anak.
KEMBALI KE ARTIKEL