Walau tertatih, niatku berusaha untuk mengikhlaskan segalanya. Walaupun tak semudah aku meniatkannya...kadangkala, sering banget malah.... tak konsisten dengan niat ini.
Demikianlah, Â manusia penuh dengan kelemahan, dan kebodohan... dhoif dan alfa. Insan penuh kekurangan.
Sulit sekali untuk "ikhlas". Namun kenapa judul diatas Ikhlas sebenarnya mudah? Ya memang mudah.
Ketika kita mengabaikan dunia, populeritas, jabatan, pandangan sesama manusia, tak ada kepentingan duniawi... Semuanya, tinggak di fikiran " Semoga Allah ridho" . Itu cukuplah...
Ketika kita bersedekah, niatnya mau dianggap dermawan atau dermawati. Gak ikhlas tuh... Namun, kalau berfikir, semoga Allah ridho.... Nah, ini menuju ikhlas. Tak ada tendensi apa-apa... Â Gampangkan? Betul, mudah saja.
Begitulah..... Gampang sekali teorinya. Namun untuk dapat memurnikan niat itu, menurut saya akan berkorelasi sekali dengan tingkat keimanan kita, pelaksanaan ibadah sholat kita. Yang bisa melakukannya tentu yang menjaga dirinya, menjaga ibadahnya, menjaga makannya (?), iya dong ada hubungannya. Orang yang menjaga makannya, insyaAllah ibadahnya baik. Nah, yang banyak memakan makanan yang tak halal, tentu, mempengaruhi jasmaninya, dan ruhani nya juga...
Demikianlah teorinya. Gampang. Realisasinya? saya tak mengatakan sulit, tapi tak mudah. Yang penting pasang niat... InsyaAllah, niatnya terlaksana, sehingga menjadi manusia yang mampu berikhlas diri
*Catatan menjelang tidur, yag sungguh tak indah, namun
Semoga bermanfaat.