Kutemukan alur bernada beda
Sangat indah ketika aku menyusuri makna
Syair sufi mengajakku menatap jingga-Nya
Kami bertemu diufuk sastra tertua
Saat ia berdendang diam mata tak terbuka
Menuntunku mencari maksud untuk bertanya
Apakah engkau seorang Aulia-Nya
Tak ada jawab atau pun gelagat
Aku hanya mendengar suaramu berucap Zat
Memuja-muji sang Khalik pemilik tempat makrifat
Hingga akhirnya engkau menghilang dalam sesaat
Bila gelap mulai menghampiri,
sabit kadang purnama menghadirkan diri
tafakur diri yang berhmpun dosa
Karena dhoif dan alfa
Tuanku Aulia hadirlah segera
Beta tak berdaya penuh cela
Rindu derma ilman nafi’ah
Hati ini menanti raga ingin bersua
Kerinduan sungguh menyiksa
Cinta kepadaNya di atas segala
Bersua dalam ketaatan padaNya
Berjumpa bahagia dalam ridhoNya
Tuan yang penuh rona ikhlas
Perjumpaan ini sunggu berbekas
Saat mata enatap, hati menikmat
Atas segala yang engkau siapkan untuk di hikmat
Penuntun selalu ada di rahasia
ia hadirkan tanya yang menggoda
agar kita mau mencari makna
tidk hanya menunggu kemuliaan tiba
Auliamu sungguh indah Tuhanku
Ia berbicara melalui kata
Syair-syairnya membawaku mengandung rindu
agar suatu saat bertemu wujud nyata
Tuhanku yang esa selamaya
Jadikan aku salah satu hamba
yang bisa berdampingan permadani senja
melangkah ke hadapmu penuh dengan suka
Tuhanku hadirkan sabar dan syukur pada jiwa
Ikhlas kan hati yang penuh dosa
Nikmat dan Ujian temani hamba
Jadikan hamba termasuk insan bertaqwa
Tuhanku Yang Maha Mulia
Zuhudkan lah hati sahaya
Tenangkanlah diri hamba sedalamnya
Sungguh ini salah satu doa
Tuhanku
Semua adalah kepunyaanMU
Hidup mati adalah kehendakMu
Jiwa dan raga sah untukMU
Rengkuhlah hamba dalam jalanMu
Ketika kegelapa memeluk diri
Sesaat itu kutemukan pelipur hati
Dengan wudhu aku berserah diri
Agar kelak aku engkau ampuni
Tuhanku yang Satu
Hanya untukmu jiwaku
Segala lahir dan matiku
Hanya dengan amal engkau peluk aku
Yulianti Zunior + Pilo Poly Cendolers (No. 148)