Program KB bisa memjadi salah satu cara untuk mengatasi kekerasan terhadap anak …… !? ya, tentu saja bisa. Tingginya populasi penduduk di Indonesia, yang tak seimbangan serta sebanding dengan laju kesempatan kerja, pertumbuhan ekonomi, serta upah hasil kerja (penghasilan individu), tentu mempengaruhi pemenuhan kebutuhan rumah tangga, termasuk pembiayaan pertumbuhan dan perkembangan anak. Dengan demikian, aspek-aspek pertumbuhan dan perkembangan (sekalipun yang minimal) juga mengalami pengurangan dan hambatan; orang tua tak bisa melakukan penyediaan, karena tak ada biaya untuk hal-hal tersebut.
Mungkin, saja kebanyakan dari kita, masih berpikir banyak anak, banyak rejeki; atau dan tiap-tiap orang mempunyai rezeki masing, sehingga tak apa-apa jika mempunyai banyak anak. Oke, oke saja, jika berpedoman seperti itu, namun fakta dan realitas yang pada masa kini, agaknya pendapat di atas, tak sepenuhnya benar. Lihatlah, tak sedikit anak-anak terlantar, anak-anak nakal, yang datang dari keluarga-keluarga pra-sejahtera yang mempunyai banyak anak.
Dengan demikian, ikuti-mengikuti Program KB, hendaknya menjadi gaya hidup yang sangat, sangat, sangat patut ditularkan kepada semua orang. KB bukan membatasi laki-laki dan prrmpuan atau suami-isteri melakukan ML; KB bukan untuk melawan kehendak Tuhan agar manusia berketurunan; KB juga bukan dalam rangka pembatasan agar manusia tidak berketurunan; melainkan dalam rangka Keluarga (yang) Bertanggungjawab, ayah-ibu atau orang tua yang bertanggungjawab. Bertanggungjawab itu, menyangkut makna sangat luas dan berhubungan dengan banyak aspek.
Oleh sebab tu, kita, terutama kaum perempuan (yang mempunyai prt perempuan atau pekerja rumah, misalnya tukang kebon, sopir, dan lain sebagainya) tentu saja, bisa membantu mengedukasi mereka, agar memahami Program KB dengan baik dan benar, dalam rangka masa depan anak-anak. KLIK