Sarmin merasa hidupnya seperti jatuh tertimpa tangga dan bokongnya tertancap paku pula. Sudah susah cari pekerjaan, ditambah tagihan-tagihan yangseolah-olah menguruk seluruh tubuhnya.Tagihan listrik, air dan juga tagihan-tagihan lainnya termasuk tagihan dari bank thithil, yang semuanya belum terbayarkan. Bank thithil yang mengejar Sarmin adalah koperasi simpan pinjam yang waktu pencairan pinjaman dipotong lima persen untuk biaya administrasi dan bayarnya ditambah bunga lima persen. Cicilannya setiap minggu sekali ditagih di manapun dia berada. Ketemu di rumah ya ditagih di rumah, ketemu di warung ya ditagih di warung, ketemu di jalan ya tagih di tempat.