Remaja lelaki tanggung itu duduk diam seperti termenung. Lengkungan tubuhnya dan buku-buku jemari tangan yang memutih karena mencengkram sandaran kursi kayu, menampakkan kesan bahwa ia tidak melamun. Disamping kebeliaannya, punggung kukuh itu melengkung kedepan tampak rapuh, bahu padat berisi layaknya pemuda kali ini terlihat melorot kedua sisi. Kulit leher bagian belakang yang kehitam-hitaman itu harusnya tegang bagai tonggak, tetapi kini seperti tak sanggup menanggung beban kepala. Terkulai jatuh kedepan tak berdaya. Dari pengamatan lebih cermat baru dapat memahami bahwa remaja ini sedang tenggalam dalam kesedihan.