“Abang…abang…abang. Yak, tanah abang…tanah abang…tanah abang Bu, tanah abang Kak… ayo De’ tanah abang…tanah abang…”sopir mikrolet sudah memulai pagi ini dengan teriakan mautnya. Merayu dan mencumbu telinga para pekerja kantoran, anak-anak sekolahan, ibu-ibu yang menjinjing keranjang belanjaan agar mereka bersedia menjejalkan diri dalam mikrolet butut berwarna biru butek dengan bemper depan keropos itu sesuai trayeknya, tanah abang-kota.