Saya masih ingat kejadian 8 tahun lalu saat bencana gempa meluluhlantakkan Sumatra Barat pada 30 September 2009. Saat itu, saya yang dalam keadaan hamil tengah mengikuti perkuliahan di gedung bertingkat dua, yang seluruh ruangannya dipenuhi mahasiswa yang tengah belajar. Kampus saya, UIN Imam Bonjol (dulu IAIN Imam Bonjol) terletak di pusat kota, berjarak 5-7 km dari tepi pantai. Ketika gempa menghoyak, gedung itu seperti tengah dilambung-lambungkan. Plafon berjatuhan, kaca-kaca berhamburan dan dinding-dinding merengkah. Saya, bersama ratusan mahasiswa lainnya berlari keluar gedung, dan alhamdulillah masih diberi kesempatan hidup oleh Tuhan. Seluruh mahasiswa berdiri di lapangan dalam keadaan gemetar dan pucat. Sirine berbunyi di jalan-jalan. Klakson menjerit-jerit.
KEMBALI KE ARTIKEL