Di dalam Pasar Induk Puspa Agro ini kita temukan juga pergudangan, gedung pertemuan petani (serba guna), balai lelang, apartemen sederhana, jembatan timbang, perkantoran, restoran dan pujasera. Area parkirnya juga sangat luas,mampu menampung 1500truk dan 500 mobil pick up. Pemprop Jatim tak tanggung-tanggung mengeluarkan anggaran sebesar 500 miliar lebih untuk pembangunan pasar ini.
Jika memperhatikan namanya bisa dipahami bila didirikannya pasar ini bertujuan untuk mengembangkan industri pertanian (agro) yang berbasis pedesaan. Dengan berdirinya pasar ini diharapkan mampu memanfaatkan sumber daya pertanian dan aktivitas perekonomian di pedesaan secara optimal. Sehingga tujuan akhir pembangunan ekonomi pertanian berkelanjutan akan tercapai. Barangkali yang membedakan pasar induk ini dengan pasar-pasar lainnya ialah selain sebagai induknya pasar yang menyediakan berbagai bahan pertanian (sayur, buah, daging, ikan, beras dan kebutuhan lain) secara lengkap,pasar ini bisa menjadi sarana pendidikan dan wisata belanja agro.
Mungkin karena alasan-alasan di atas itulah sehingga tidak semua pengunjung (termasuk kami sekeluarga) diijinkan memasuki rusun ini. Mereka mengira saya orang pers yang mencoba mencari tahu tentang perkembangan terkini seputar rusun ini. Pihak pengelolah tidak mau rusun ini terendus oleh wartawan lalu diekspose keluar.
Kami tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi dengan Rusunawa Puspa Agro, hanya Tuhan jualah yang tahu. Namun terlepas dari berita-berita sumbang yang menimpa Puspa Agro khususnya Rusunawa ini yang pasti Rusunawa menjadi bagian yang tak terpisahkan dari pasar induk. Dan keberadaannya sungguh diperlukan oleh masyarakat kelas menengah ke bawah. Selain itu aspek wisata juga tetap melekat pada Rusunawa Puspa Agro ini.