Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik Pilihan

Pelajaran Buat Ahok Lain Kali Jangan Lagi Nyerempet-nyerempet Masalah Iman dan Kepercayaan Orang Lain

10 Oktober 2016   16:45 Diperbarui: 11 Oktober 2016   10:35 13 27
Hari Ini Ahok meminta maaf kepada seluruh umat Islam atas perkataannya terkait surat Al Maidah ayat 51. Ahok mengatakan ia sama sekali tak ada niatan dan bermaksud untuk melecehkan agama Islam. Ucapan itu ia lontarkan sebagai sebuah bentuk refleksi diri bagi para pemilihnya agar mereka tak termakan hasutan dari para lawan politiknya dengan menggunakan dalil-dalil agama dalam surat Al Maidah. Sebagai pendukung setia Ahok sejak Pilkada DKI 2012 yang silam, jujur saja aku menyesalkan pernyataan Ahok yang  mengaitkan ayat kitab suci kepercayaan orang lain dalam pilkada DKI ini. Urusan politik tak usahlah dikaitkan dengan persoalan agama, apalagi Ahok ini non Muslim yang sangat rentan memicu konflik dari ucapannya itu. Bagiku apa sih pentingnya itu? Dikit-dikit nyebut saya 9 tahun dari SD sampai SMP sekolah di sekolah Islam, dikit-dikit ngomong nggak usah milih saya yang kafir ini, dan lain sebagainya. Sekalipun maksudnya bukan untuk melecehkan, tapi ngapain coba ngomong yang begituan? Nggak ada pentingnya itu. Namanya juga iman dan kepercayaaan orang lain, dikomentari macam apapun juga tetap tak akan mengubah pendirian, iman dan kepercayaan seseorang. Untuk apa mengaitkan ayat Alquran dengan tujuan untuk meraih simpatik orang lain? Aku ini sekalipun pendukung setia Ahok, tapi aku nggak mau jadi pendukung fanatik buta karena aku tak suka Ahok latah ikut-ikutan terseret euforia akar rumput yang selalu meributkan persoalan masalah iman dan kepercayaan orang lain. Kalau salah bilang salah, selesai perkara. Lain ceritanya kalau posisinya itu dalam pilkada DKI ini rapuh dan lemah dukungan, sehingga ia akan berupaya sebisa mungkin dengan segala macam cara, termasuk menyebut ayat-ayat suci Alquran untuk menuai simpati dan dukungan terhadap dirinya, lha ini kekuatan dukungan terhadap dirinya yang sudah sebegitu kuatnya, untuk apalagi pakai cara-cara kamuflase model begitu itu? Tanpa perlu mengutip ayat Alquran pun warga Jakarta akan memilihnya karena prestasi dan kinerjanya, bukan karena agamanya, apalagi rasnya. Untuk apalagi harus meraih simpati orang dengan mengaitkan ayat Alquran segala? Dimana urgensinya coba? Sudahlah, kalau mau mengangkat citra diri, yang wajar-wajar sajalah, yaitu dengan mengedepankan prestasi kerja dan kinerja yang baik tanpa perlu sebut-sebut kafirlah, tanpa perlu mengutip ayat Alquran lah, dan lain sebagainya yang menyerempet dengan iman dan kepercayaan orang lain sehingga berpotensi memicu kemarahan orang. Jujur saja aku juga heran kenapa ya Ahok seringkali nyebut-nyebut hal-hal yang ada hubugannya dengan agama, misalkan dengan seringnya menyebut ia 9 tahun sekolah di sekolah Islam, mengirim penjaga Masjid naik Haji, rajin bayar zakat, biar kafir yang penting enggak korupsi, nyebut mukanya muka minyak babi lah, dan lain sebagainya seolah-olah mau menunjukkan bahwa ia adalah kaum minoritas yang kuat. Enggak perlulah yang kayak begituan. Dalam berbagai kesempatan Ahok seringkali berbicara bahwa sudah banyak sekolah-sekolah Islam yang ia bantu, termasuk KJP untuk Madrasah, bangun Masjid, dan lain sebagainya. Nggak usahlah itu diomongin karena menyerempet dengan masalah agama. Berbuat baik bagi sesama tak perlu diceritakan, apa yang diperbuat oleh tangan kananmu jangan sampai diketahui oleh tangan kirimu. Sekalipun memang tak ada maksudnya Ahok untuk melecehkan iman dan kepercayaan orang lain karena Ahok orangnya itu aku akui ceplas-ceplos dalam setiap perkataanya, tapi apa sih pentingnya ngomong yang begituan? Sudah tahu musuh politiknya itu banyak yang mengincar ucapan-ucapannya untuk dipelintir, masih enggak sadar juga. Heran. Lalu sebagai bentuk pembelaan dirinya tentang sebutannya soal surat Al Maidah itu, Ahok juga mengaitkan dengan ayat Alkitab yang menurutnya ia juga tak setuju dengan orang Kristen yang punya pola berpikir hanya mendukung saudara seiman. Ahok lupa ayatnya, setelah ku telusuri Alkitab, kalau tak salah itu ayat Galatia 6:10 yang tertulis, ”Karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman”. Menurut Ahok maknanya itu sama saja dengan jangan memilih yang tak seiman, ini maksudnya apa coba Ahok bilang begitu? Untuk menetralkan psikologi massa, Ahok membela dirinya dari serangan orang Muslim dengan menautkan ayat Alkitab yang seolah-olah ia adalah orang netral yang tak setuju dengan orang Kristen yang punya pola berpikir begitu. Aku ini orang Kristen Protestan, tapi aku pilih dukung Ahok bukan karena sama-sama orang Kristen Protestan, akan tetapi karena prestasi kerja dan kinerjanya, sama seperti aku mendukung Jokowi pada pilkada DKI 2012 dan Prabowo Subianto pada pilpres 2014 yang tak seagama denganku. Kritik aku kali ini demi kebaikan Ahok juga. Sebagai pendukung Ahok, tentunya kita semua sayang sama Ahok agar ia tak terjerumus ke hal-hal yang menistakan dirinya. Sebaiknya mulai sekarang Ahok fokus kerja saja untuk memajukan Jakarta ini disisa-sisa kepemimpinannya yang hanya tinggal 5 bulan lagi. Jika Tuhan berhendak, Ahok akan jadi Gubernur DKI untuk yang kedua kalinya, jika tidak, ya sudah lupakan. Tak usah lagi membuat pernyataan-pernyataan yang hanya berpotensi menimbulkan huru-hara dan kegaduhan baru. Soal kampanye sudah ada tim yang menanganinya, sebaiknya Ahok kerja saja dan bilamana perlu pakai jubir sebagaimana disarankan oleh para tokoh bangsa, sehingga ia terhindar dari pernyataan-pernyataan yang berpotensi dipelintir lawan politiknya. Sebagai manusia biasa tentunya Ahok tak luput dari salah dan khilaf. Tak ada satupun manusia di dunia ini yang sempurna. Semoga permohonan maafnya itu diterima dengan lapang dada dan hati yang bersih. Aku berharap ini yang terakhir kali dan menjadi turning point pelajaran yang berharga bagi Ahok agar lain kali tak usah lagi bikin pernyataan-pernyataan yang menyerempet-nyerempet ke persoalan iman dan kepercayaan orang lain karena ada tertulis mulutmu harimaumu dan hukum tabur tuai yang berlaku, barangsiapa menabur angin, maka ia akan menuai badai. Ya sudah itu saja. Salaman.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun