Anda masih ingat kedua politisi ini yang terkenal gencar menyerang Ahok? Lantas bagaimana ceritanya kok bisa kini mereka berbalik arah banting setir jor-joran menyanjung-nyanjung dan memuja Ahok setinggi langit? Sebelum aku mengupasnya satu per satu seperti halnya mengupas bawang Bombay helai demi helai, aku ajak Anda bernostalgia sejenak mengenang momen-momen sepak terjang kedua politisi
bunglon ini.
Masington Pasaribu Siapa yang tak kenal dengan politisi yang terkenal ringan tangan tukang tabok wanita ini? Politisi satu ini yang juga terkenal dengan jargonnya
Kambing Dibedakinpun Pasti Menang ini sangat getol menyerang Ahok dengan gempuran
statement-statement-nya sebagai senjata pamungkas untuk menjungkalkan Ahok. Karena merasa sangat yakin bahwa Megawati tak akan mungkin mengusung Ahok, maka anggota Komisi III di DPR RI itu lalu menyerang Ahok dengan membabi buta agar jangan sebar berita HOAX bahwa ia akan didukung oleh PDIP. Ia pun menuding bahwa Ahok telah melangkah terlalu jauh mencampuri urusan internal PDIP. Si Masinton juga mengecam bahwa Ahok telah menyebar berita bohong bahwa PDIP akan mendukungnya pada Pilkada DKI 2017 mendatang. Masinton mengingatkan agar Ahok agar segera menghentikan informasi sesat itu dan jangan memecah-belah partainya. Bukan hanya Ahok saja yang kena embat, Teman Ahok pun juga kena imbasnya. Menurutnya, ujung drama pengumpulan KTP hanya sebagai alat tawar doang. Baginya, Teman Ahok itu hanyalah sekumpulan anak ingusan yang tugasnya menyundul citra Ahok, padahal menurutnya Ahok itu tak punya konsistensi sama sekali dalam bersikap. Miris, tapi mau bilang apalagi? Itulah Masinto Pasaribu.
Prasetyo Edi Marsudi Sekarang gilirannya Prasetyo Edi Marsudi. Sebelas duabelas dengan sikapnya Masinton Pasaribu, Politisi yang satu ini juga terkenal sangat nyinyir menyuarakan penolakannya kepada Ahok. Segala macam cara ia upayakan untuk menghantam Ahok sebagai amunisinya untuk menjegal Ahok supaya ia gagal jadi Gubernur DKI. Serangan-serangannya selalu ia hantam dari sisi etikanya Ahok. Menurutnya Ahok itu orangnya tak mampu menjaga sopan santun dalam berucap. Bahkan untuk menjelekkan Ahok dimatanya Presiden Jokowi, ia sampai mengadu dan curhat ke Presiden Jokowi dengan cara mengeluhkan semua
dosa-dosa Ahok.
Ketika Ahok memutuskan untuk maju melalui jalur independen, si Prasetyo Edi Marsudi ini menuding Ahok telah melakukan apa yang dinamakan
deparpolisasi, atau dengan kata lain pengurangan peran partai yang bisa merugikan semua parpol yang ada di negeri ini. Manuver lainnya yang ia lakukan, yaitu dalam kapasitasnya sebagai Ketua DPRD DKI, ia memanfaatkan jabatan dan
power-nya untuk menjegal APBD DKI Jakarta dengan satu tujuan besar, Ahok terjungkal.
Tapi itu belum seberapa, yang lebih sangar lagi, ia bahkan menggagas hak angket dengan mengompori para anggota DPRD DKI lainnya untuk menandatangani Hak angket dengan tujuan untuk memakzulkan Ahok terkait APBD DKI Jakarta itu. Dalam Deklarasi Koalisi Kekeluargaan, besutannya M Taufik yang hampir punah itu, si Prasetyo ini dengan sebegitu semangatnya memelopori semua kontestan koalisi yang hadir untuk menyanyikan lagu
Ahok Pasti Tumbang.
KEMBALI KE ARTIKEL