Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan Pilihan

Ini Bukti Sutan Bhatoegana Memeras Rudi Rubiandini

27 Februari 2014   20:00 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:24 818 4
Salah seorang kerabatku yang profesinya sebagai Building Manager pernah cerita ke aku bahwa ia seringkali ditraktir Kontraktor digedung yang ia kelola.

Biasanya mereka akan menelpon kerabatku itu sehari sebelum mereka meminta tanda tangan Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan sebagai syarat pembayaran dari pihak Developer.

Rayuan halus tersamar yang diceritakan secara terperinci oleh kerabatku itu, contohnya sebagai berikut;

Kontraktor : Halloo selamat siang, apa kabar nih pak?"

Kerabat : "Kabar baik, pak. Gimana kabar bapak?"

Kontraktor ; "Kabar baik juga nih, pak". Kelihatannya lagi sibuk ya, pak?"

Kerabat : "Ya biasalah pak. Rutinitas setiap hari."

Kontraktor ; "Ooh gitu. Dari suara bapak kelihatannya lagi mumet dengan kerjaan ya pak.."

Kerabat : "Ya sudah biasa, pak. Tuntutan pekerjaan."

Kontraktor ; "Sekali-sekali refreshing lah pak, biar enggak mumet dengan kerjaan."

Kerabat : "Oh begitu."

Kontraktor : "Bapak suka nyanyi ya? Denger-denger dari staff lapangan bapak, suaranya bagus nih."

Kerabat : "Ah bisa saja Bapak.."

Kontraktor : "Gimana kalau nanti malam Karaoke, pak. Ada tempat bagus lho pak di Selatan (maksudnya Jakarta Selatan), nyanyi sambil ditemani yang bening-bening. Nanti saya atur deh, pak. Supaya seger lah, sekali-sekali refreshing pikiran jadi enteng."

Kerabat: "Ok pak, siapp.."

Kontraktor : "Nah, gitu dong. Nanti sore saya jemput di kantor ya. Kita makan dulu di Thamrin."

Kerabat : "Terima kasih pak"

Kontraktor: "Oh ya pak, ngomong-ngomong, besok pagi saya submit BA Commissioning ya pak. Spek pekerjaan sudah sesuai dengan kriteria gedung kan, pak?"

Kerabat : "Sudah sesuai, pak. Tidak ada masalah."

Kontraktor : "Mantap nih. Ok pak, sampai ketemu nanti sore ya."

Modus halus tersamar macam begini ini sudah biasa dalam dunia bisnis setiap hari di kota-kota besar, macam Jakarta ini. Kalau enggak begitu, bisnis enggak lancar, pembayaran tertunda, dan lain sebagainya. Ini sama persis yang dilakukan Sutan Bhatoegana ke Rudi Rubiandini itu dengan modus gaya bahasa tersamar minta jatah THR.

Seperti biasa kalau maling mengaku, maka penuhlah penjara. Ketika dicecar di ruang pengadilan apakah pernah menyindir Rudi Rubiandini minta THR, Sutan Bhatoegana mati-matian tak mau mengakuinya.

Oleh karena itu, mari kita lihat dimana bentuk pemerasan yang dilakukan Sutan Bhatoegana ke Rudi Rubiandini ketika rekamannya di putar Jaksa Penuntut Umum. Kalimat yang aku bold adalah sindiran Sutan Bhatoegana yang secara tak langsung memeras Rudi Rubiandini agar segera memberikan THR kepada para anggota Dewan terhormat di gedung DPR itu.

Sutan Bhatoegana: “Halo, Assalamulaikum”

Rudi Rubiandini: “ “Waalaikumsalam”

Sutan Bhatoegana: “Pak Profesor jadi ke luar negeri? Jadi, ya, keluar negeri? Enggak jadi, kan?”

Rudi Rubiandini: “Enggak, enggak jadi saya.”

Sutan Bhatoegana: “Janganlah, kita-kita Ramadan ini. Yang menghadapi Ramadan ini yang punya oil dan gas ramai. Bisa pening kita ini.”

Rudi Rubiandini: “Hahahaha, beres-beres.”

Sutan Bhatoegana: “Tapi yang penting nanti habis Ramadan kita refund lagi main golf. Kalau bisa, nanti diatur lagi Pak Herman nanti, ya.

Rudi Rubiandini: “Beres.”

Sutan Bhatoegana: “Saya sudah dengar di mana-mana, itu Pak Rudi lagi keranjingan golf. Wah, bisa dimainkan nih barang”.

Rudi Rubiandini: “Hahahaha”

Sutan Bhatoegana: “Apalagi kalau ilmunya pakai tangan satu Pak Rudi tuh mantap. Kita kaget-kaget loh itu. Tanya itu orang-orangnya Pak Rudi. Eh, itu kok Pak Rudi itu masuk terus itu. Gila juga ilmunya. Pak Rudi, seperti yang tadi malam biar clear, Pak Herman jam berapa bisa ketemu Bapak? Kan tadi sama saya. Cuma tadi enggak usahlah, kita sudah sepakat enggak ke sana, biar Pak Herman-lah”.

Rudi Rubiandini: “Hari ini kan agak full ini. Saya bisanya...tapi saya SMS ke Pak Herman deh. Saya cek dulu jadwalnya.”

Sutan Bhatoegana: “Tapi kalau bisa sih as soon as possible supaya barang ini tidak jadi basi dan enggak bagus.”.

Rudi Rubiandini: “Kalau nanti malam?”

Sutan Bhatoegana: “Itu lebih bagus. Saya sudah jelaskan ke Pak Herman, nanti akan sampaikan ke Bapak.”

Rudi Rubiandini: “Tapi sesudah buka, saya dapat buka di tempat lain.”

Sutan Bhatoegana: “Oke kalau gitu. Nanti Pak Herman SMS Bapak habis Isya, ya?

Rudi Rubiandini: “Ya, lewat sekitar jam 8-an.”

Sutan Bhatoegana: “Jam 8-an, ya. Iyalah, biar clear. Ini kan menyangkut produksi Bapak nanti. Lebih cepat lebih bagus. Sip, ya?”

Rudi Rubiandini: “Makasih.”

Sutan Bhatoegana: “Makasih banyak Pak Rudi, ya. Salam, Assalamualaikum.”

Rudi Rubiandini: “Waalaikumsalam”

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun