aku takut pada imaji-imaji liarku yang tak berarah. Kerap kali mereka berlari tak terkendali. Bahkan aku sendiri tidak tahu bagaimana membuatnya berhenti
Aku takut pada diriku sendiri. Pada ego dan emosi yang kerap kali mencoba untuk menguasai diri. Aku sering mendengar mereka saling memaki tapi tidak satupun dari mereka yang angkat kaki
Aku takut pada malam yang terlalu sunyi, di mana bisikan pikiranku menjadi duri dan sorai penuh dengki akan dunia yang tidak berhenti menyakiti. Di mana luka menjadi bahasa abdi.
Hingga seketika aku menyadari jarum jam tidak berhenti, ini sudah pagi, pikirku sudah hilang denyut nadi ini. Ternyata raga masih gagah berdiri di pergantian hari dan berkata "sayangnya kau belum mati"