Mohon tunggu...
KOMENTAR
Lyfe

Korean Wave, menguntungkan atau merugikan?

28 Oktober 2013   19:50 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:55 6868 0

Korean Wave, siapa yang tak kenal dengan istilah ini? Hampir di seluruh Negara Asia mengalami fenomena Korean Wave atau yang lebih sering dikenal dengan Demam Korea. Negara-negara di Asia seperti Jepang, China, Taiwan, Hongkong, Thailand, Philiphina, Singapura, Malaysia, Indonesia dan lain-lain. Bahkan sekarang, Korean Wave juga sudah menyebar ke belahan bumi bagian barat seperti Amerika, LA, Paris, Eropa dan lain-lain.

Demam Korea ini meliputi film, musik, fashion, budaya, bahasa dan lain-lain. Yang paling berpengaruh atau memiliki pengaruh besar yaitu musik.

Di Indonesia sendiri remajanya mengalami fenomena ini, padahal sebelumnya di Indonesia juga pernah mengalami yang dinamakan Japanese Wave atau yang lebih familiar yaitu J-Pop. Sama halnya dengap J-Pop, K-pop atau Korean Pop juga tidak kalah terkenal. Remajanya sama-sama tergila-gila dengan musik Negara Asia Timur tersebut. Terhitung dari tahun 2010 sampai tahun ini (2013) ada kurang-lebih 25 Boyband dan Girlband maupun penyanyi solo dari Negara Ginseng yang mengadakan konser di Indonesia. Antusiasme remaja Indonesia juga sangat tinggi, ditandai dengan jumlah tiket yang terjual, jumlahnya tidak main-main.

Korean Wave ini tentu membawa pengaruh pada pribadi peminatnya, terhadap musik, maupun Negara itu sendiri. Banyak pengaruh negatif maupun positif yang di dapat dari fenomena ini.

Tahun 2012 adalah puncak dari fenomena ini. Dimana di Indonesia sendiri muncul beberapa Boyband dan Girlband a’la Boyband-Girlband Korea yang sempat memunculkan pro dan kontra tersendiri di Indonesia. Musisi di Indonesia sempat angkat bicara tentang masalah tersebut. Adanya Boyband-Girlband di Indonesia dinilai mengalahkan Band yang menjadi ciri khas musik di Indonesia.

Boyband &  Girlband Indonesia (credit : sidomi.com)

Boyband &  Girlband Korea (credit : koreanindo.net)

Pengaruh lainnya yaitu terhadap peminat musiknya. Remaja Indonesia lebih memilih mendengarkan lagu K-pop atau lebih memilih berdandan mirip dengan idolanya yang terkesan lebih ‘terbuka’ serta mengikuti gaya hidup masyarakat Korea Selatan. Selain itu, remajanya lebih senang berbicara bahasa Korea dibandingkan berbicara Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Hal tersebut menurunkan nilai kebangsaan dan kebudayaan bagi bangsa Indonesia karena pengaruh asing itu.

Tidak hanya itu, remaja Indonesia menjadi lebih konsumtif dan juga terkesan boros. Mereka membeli stuff, tiket konser, ataupun album original dari idolanya.

Bahkan saat ini, ada beberapa channel TV di Indonesia yang memiliki acara tersendiri untuk K-popers (fans K-pop) ini. Hal itu juga membawa pengaruh negatif dalam dunia perfilman di Indonesia karena masyarakatnya lebih senang menonton film Korea daripada film-film buatan anak bangsa. Dan tahun 2013, Youtube meluncurkan channel khusus K-Pop di beberapa Negara termasuk Indonesia.

Di samping pengaruh-pengaruh negatif  tersebut, K-pop juga membawa pengaruh atau dampak positif di Indonesia. Salah satunya munculnya Boyband atau Girlband. Dengan adanya Boyband/Girlband dianggap membawa warna baru terhadap musik di Indonesia, serta masyarakat Indonesia pun bisa mengeksplorasi bakatnya melalui musik atau tarian tersebut.

Korean Wave (K-pop) juga membawa pengaruh terhadap hubungan Bilateral antara Indonesia dan Korea Selatan.

Misalnya saja, Gubernur DKI Jakarta Jokowi mendukung adanya konser K-Pop di Indonesia. Seperti salah satunya acara “Music Bank in Jakarta” yang diadakan di Gelora Bung Karno (GBK) bulan Maret lalu. Jokowi mendukung penuh acara tersebut karena acara tersebut menjadi pembuka dari rangkaian kerja sama antara Indonesia dan Korea Selatan. (detik.com Maret 2013)

Selain itu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menerima kunjungan kerja sama Presiden Korea Selatan di Istana Merdeka. Kedua Negara ini sepakat untuk meningkatkan kerja sama di bidang pariwisata, dan industri kreatif seperti K-pop.

SBY mengatakan “Di industri kreatif, Indonesia bekerja sama, Korea sangat maju di bidang perfilman dan musik. K-Pop menjadi favorit. Kami senang kalau kita bekerja sama karena pasar Indonesia juga tinggi untuk industri kreatif.” (Republika.co.id Oktober 2013)

Lebih dari itu, Indonesia juga diuntungkan dalam hal perdangangan. Dengan fans K-pop membeli merchandise atau stuff asli dari Korea, investasi Korea Selatan di Indonesia akan meningkat begitupun sebaliknya. Dengan begitu, bukan hanya Korea Selatan saja yang mengalami keuntungan dari Korean Wave ini, tetapi juga ada timbal balik untuk Indonesia.

Dampak positif lainnya yaitu dalam segi pendidikan. Masyarakat Indonesia bisa mengetahui serta mempelajari budaya Negara lain tanpa menghilangkan budaya Indonesia. Remaja Indonesia juga bisa menguasai bahasa Korea yang akan menambah ilmu dan wawasan serta dapat menguasai bahasa asing.

Dari pengaruh dan dampak di atas, dapat disimpulkan bahwa Korean Wave sangat membawa pengaruh pada Negara Indonesia baik positif maupun negatif. Sikap yang bisa kita lakukan yaitu pintar memilah-milih dampak positif dan pintar menyikapi dampak negatif dari Korean Wave. Kita tidak bisa menilai negatif atau men-judge fenomena ini, karena dengan fenomena ini pula Indonesia semakin berkembang di berbagai bidang. Segalanya tergantung kepada pribadi masing-masing. ^^

Tarian adat Indonesia yang menjadi pembuka konser Music Bank in Jakarta (K-pop). (credit : ArdanRadio)

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun