Pantai menawarkan aroma manis yang sempurna untuk ku. Aku pejamkan mata. Hanya ada debur ombak. Ku tarik nafas dalam dalam, samar dari kejauhan terdengar tawa anak-anak yang juga sama seperti ombak, saling berkejar-kejaran, sama-sama saling hadirkan mahligai duniawi yang bergema membuncahi keindahan. Aku tersenyum. Setelah lima tahun, akhirnya aku bisa tiduran di pasir pantai lagi, membiarkan wajahku ditimpa sinar matahari sore yang kilau kemilau lagi. Mata ku membuka menatap langit biru kekuningan. Aku tak peduli dengan bagian punggung kausku yang pastilah telah berlumur pasir.