Jadi, awalnya si ibu sudah sempet diinfus. Semakin lama perut si ibu semakin sakit. Ternyata si ibu sudah pembukaan empat. Bukannya ditolongin, eh pihak rumah sakit malah menyuruh si ibu mencari rumah sakit lain dengan alasan semua kamar sudah terisi penuh dan yang tersisa hanyalah kamar VIP. Karena tidak sanggup membayar, jadilah si ibu dibantu keluarga dan suami mencari bidan terdekat dengan menaiki becak. Hari sudah malam dan hujan gerimis. Tapi, beberapa menit kemudian si ibu sudah teriak dan ternyata kepala bayi udah keluar. Karena kondisi sudah seperti itu barulah pihak rumah sakit yang tadi mau menolong si ibu.
Kenapa tidak dari tadi coba ditolongnya? Kenapa harus menunggu si ibu hampir melahirkan di becak? Apa karena beliau berasal dari keluarga tidak mampu?
Ini hanya segelintir cerita. Masih banyak lagi di luar sana yang mengalami nasib serupa dengan ibu ini. Ditolak rumah sakit lantaran berasal dari keluarga tidak mampu. Menomorsatukan uang ketimbang nyawa orang. Jadi, rakyat kurang mampu tidak boleh mendapat fasilitas yang layak ketika sakit? Hanya orang berduit sepertinya yang bisa merasakan fasilitas wah ketika sakit. Ke mana pemerintah kita? Di mana hati nurani pemerintah kita? Sampai kapan pemerintah berdiam diri melihat situasi seperti ini? Bukankah itu sudah seharusnya menjadi kewajiban pemerintah untuk menyejahterakan rakyatnya? Sungguh, amat menggelikan negeri ini.