Siapa yang tak kenal dengan Munif Chatib, Hernowo, Dina Y. Sulaiman, Adi W. Gunawan, Asma Nadia, Alberthiene Endah, Ippho Santoso, Tika Bisono, Trie Utami, Leila Ch. Budiman, Elly Risman, N.H. Dini, Safir Senduk, dan masih banyak lagi yang tak mampu penulis sebutkan satu per satu di sini. Mereka semua adalah penulis dengan karya-karya yang sudah tersebar dan menjangkau kalangan luas. Meski di luar nama-nama ini masih banyak penulis-penulis senior yang lebih dulu hadir, namun untuk saat ini dan tanpa tendensi apa-apa, hanya nama-nama yang tersebut di atas saja yang ingin saya jangkau.
Sebagian dari mereka adalah penulis sekaligus artis, ada yang penulis sekaligus trainer, ada penulis sekaligus konselor keuangan, kepengasuhan, pakar psikologi anak, dan lain-lain. Apa pun latar belakang para penulis ini, mereka sudah berkontribusi dalam meningkatkan kualitas hidup orang banyak.
Nama penulis-penulis tersebut dikenal pembaca salah satunya lewat buku yang mereka tulis. Munif Chatib lewat rangkaian bukunya yang bertema multiple intelligences, Hernowo lewat buku-bukunya yang memotivasi semangat baca-tulis pembacanya, Dina Y. Sulaiman lewat kepiawaiannya menulis dan menggambarkan persoalan-persoalan politik khususnya di kawasan Timur Tengah, Adi W. Gunawan seorang Re-Educator & Mind Navigator yang banyak mempengaruhi lewat tekonologi pikirannya , dsb.
Mereka telah berhasil mem’branding’ diri di tengah pasar perbukuan. Alhasil masyarakat pembaca pun mengakui otoritas mereka dalam bidang-bidang tersebut. Tulisan-tulisan mereka menjadi salah satu rujukan yang populer bagi siapa pun yang menginginkan informasi dan pengalaman nyata dari kasus-kasus tertentu. Apalagi mereka adalah penulis sekaligus praktisi langsung di lapangan, sehingga banyak permasalahan serius berhasil mereka tangani dengan sukses.
Bagi para penulis pemula seperti saya, yang tak pernah sekali pun belajar teknik-teknik menulis secara khusus dan serius, kecuali lewat baca buku dan keberanian untuk ‘terjun bebas’ di tengah lapangan, kondisi ini sangat membantu. Belajar secara otodidak lewat bacaan-bacaan karya mereka yang banyak membantu dan menuntun pembacanya, akhirnya mampu melahirkan sebuah keberanian untuk menjadi praktisi pendidikan, kepengasuhan dalam keluarga, atau belajar tentang seluk-beluk pikiran sehingga mampu sedikit demi sedikit memahami cara kerja alam pikiran sadar dan alam pikiran bawah sadar manusia.
Apakah yang menjadi brand Anda?
Mungkin di antara orang-orang yang pernah beberapa kali membaca buah-buah pikiran saya dalam bentuk tulisan, sudah bisa dengan mudah mengetahui mainstream dari tulisan-tulisan saya. Kalaupun ada satu dua tulisan yang agak berbeda, namun ujung-ujungnya memiliki keterkaitan yang kuat juga dengan tema-tema utama. Sehingga tidak berlebihan jika saya sering mengatakan, kapan pun saya diminta untuk berbicara persoalan pengasuhan anak, saat baru bangun tidur sekali pun saya bisa menjelaskan panjang lebar soal yang satu ini.
Saat ini seorang penulis dituntut tidak hanya mampu menulis, namun lebih dari itu ia pun mesti bisa menjelaskan gagasan-gagasannya secara lisan. Sehingga tawaran-tawaran untuk berdiskusi langsung di hadapan para peserta tidak menjadi sesuatu yang terpisah. Nilai plus ini pun nantinya akan sangat bermanfaat jika penulis yang bersangkutan melahirkan karya berupa buku, dan melibatkan audiensnya dalam proses pemasaran buku-bukunya.
Dalam hal ini tidak ada rekayasa, karena para peserta akan melihat korelasi langsung antara materi yang dibahas dan kemampuan pembicaranya, yakni si penulis. Dengan terbinanya komunikasi langsung dua arah ini, akan semakin memudahkan transfer pengetahuan antara pembicara dan audiens. Kelebihana dari model seperti ini adalah, meningkatnya pemahaman yang semakin baik dari para peserta, mampu meminimalkan kesalahan memahami atas sebuah persoalan, serta mampu meningkatkan keinginan kuat untuk melakukan perubahan diri ke arah yang lebih baik. Karena kumpulan orang-orang yang saling menguatkan dalam menghadapi persoalan yang sama, biasanya lebih solid ketimbang menghadapi persoalan sendiri-sendiri tanpa dukungan sebuah komunitas.
Mengenali kekuatan dan kapasitas yang dimiliki oleh seseorang mungkin butuh waktu dan proses. Namun untuk sebagian orang ia mudah dikenali karena kuatnya dorongan atau minat untuk terus-menerus mengarah ke fokus yang sama. Jika seorang penulis sudah memiliki branding tertentu, ia akan mudah berbicara dan terlibat pembahasan dengan tema yang sejenis. Sehingga penguasaannya pun akan semakin meningkat seiring dengan berjalannya waktu.