Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud Artikel Utama

Ibu Rumah Tangga, Profesi atau Bukan?

16 September 2014   20:13 Diperbarui: 18 Juni 2015   00:31 1914 17

DICARI: Orang dewasa yang berkepribadian matang, bisa bekerja 24 jam sehari, 7 hari seminggu, sabar, teguh, dan dapat memotivasi diri sendiri. Harus mengurusi orang-orang yang kadang-kadang sangat manja, sulit, dan rewel. Tugas termasuk berbelanja, mengatur keuangan, bersih-bersih rumah, memberi konseling, memasak, dan memberikan pertolongan pertama. Diprioritaskan yang memiliki kendaraan. Memiliki komitmen seumur hidup dan tidak perlu pendidikan formal. Tidak ada pelatihan. Tidak ada kompensasi uang, tetapi tunjangan tambahan besar. (dari buku: Ketika Anak Sulit Diatur)

Ketika menemukan pengumuman seperti ini, apakah ada orang yang tertarik? Mungkin sebagian besar tidak. Sayangnya inilah fakta yang sementara kita hadapi saat ini. Seorang ibu yang sudah memutuskan untuk membentuk sebuah keluarga, akan berhadapan dengan sebuah dunia kerja yang seperti ini. Bebannya akan berkurang jika mereka memutuskan untuk tidak ingin punya anak. Namun ini jarang terjadi.

Banyak yang ‘underestimated’ terhadap pekerjaan ibu rumah tangga. Menganggap diri rendah, perempuan tak bekerja, dan sederet stigma yang kurang mendukung tentang peran seorang ibu. Hal ini sering terlihat ketika seseorang mengisi formulir dan pada kolom pekerjaan, ia akan melewatinya begitu saja, tanpa mengisinya sama sekali. Atau kalaupun diisi, ia lebih memilih untuk menulis profesi yang lain, yang saat itu sementara dikerjakan. Misalnya: marketing, wiraswasta, guru, dll.. Sepanjang masih ada pilihan lain selain ibu rumah tangga, mereka akan memilih itu. Atau pada kebanyakan percakapan, biasanya seorang ibu rumah tangga ketika ditanya, “Pekerjaannya apa?” ia akan menjawab hanya ibu rumah tangga.

Padahal seorang ibu rumah tangga adalah pekerjaan (profesi) seumur hidup dan tanpa gaji sama sekali. Kecuali kepuasan tersendiri manakala anak-anak telah berhasil menjadi seperti apa yang diharapkan oleh orang tua, mencapai sukses, dan bahagia dalam hidupnya. Mungkin imbalan inilah yang tak dapat dinilai dengan materi. Sayangnya, meski ia adalah sebuah profesi, namun tidak banyak persiapan yang orang-orang lakukan dalam memasuki dunia kerja ini. Mereka pada umumnya hanya mengandalkan insting, pengalaman, atau pelajaran-pelajaran (nasihat) tak tertulis dari orang tua mereka sebelumnya.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun