Pak Rudi Anitio dari grup 21 mengatakan bahwa jumlah penonton secara keseluruhan meningkat, namun jumlah penonton film nasional turun. Artinya, gairah masyarakat untuk pergi ke bioskop tetap tinggi, namun mereka lebih memilih untuk menonton film asing. Kesimpulannya, film nasional tak mampu berkompetisi dengan film-film dari luar.
Sejak masa keemasan film nasional pada tahun 2008, dimana Laskar Pelangi mampu meraup 4,6 juta penonton, disusul Ayat-Ayat Cinta dengan 3,6 juta penonton, jumlah rata-rata penonton Indonesia per-judul film menunjukkan trend yang terus menurun. Kondisi perfilman nasional benar-benar menkhawatirkan.