Akan tetapi memilih berprofesi sebagai guru tentu bukanlah suatu hal yang mudah, banyak sekali tantangan yang harus dihadapi dimulai dari permasalahan klasik soal tunjangan kesejahteraan guru yang hingga saat ini tak kunjung ditemukan formula yang tepat sampai kepada kompetensi guru yang hampir tidak seimbang dengan pengetahuan dan pengalaman nya sehingga berdampak besar pada siswa. Oleh karena itu, menjadi guru yang tidak dibarengi dengan keinginan teguh dalam hati terkadang dapat menjadi racun bukan hanya untuk diri sendiri tetapi untuk siswa. Jangan pernah berkeinginan menjadi guru jika tidak memperhatikan beberapa hal berikut;
1. Jangan jadi guru jika enggan belajar. Mengemban profesi sebagai guru mengharuskan seseorang belajar setiap saat bahkan hingga akhir hayat, belajar sepanjang waktu memungkinkan guru mempertajam pisau berpikir, bersikap, dan pengembangan diri secara kontinuitas. Belajar bagi seorang guru tidak dimaknai memperkaya diri sendiri, melainkan untuk kebutuhan siswa. Guru belajar untuk memfasilitasi siswa dengan bekal yang cukup baik dalam pengetahuan, wawasan, dan atau kompetensi lain dalam diri siswa.
2. Jangan jadi guru jika merasa paling benar. Seorang guru yang baik bukanlah mereka yang berhasil menjadikan siswanya paling pintar di kelas. Guru yang baik adalah mereka yang selalu memfasilitasi siswanya untuk lebih mengenal dirinya sendiri, memberikan contoh dengan penuh kebijaksanaan, sehingga siswa mampu menjadikan guru sebagai seorang teman cerita yang baik. Menjadi haram hukumnya bagi guru ketika melakukan pembenaran dalam segala hal ketika mengajar di kelas, guru hendaknya mengajarkan siswa bagaimana melihat segala sesuatu dengan berbagai sudut pandang. Sehingga mereka mampu menentukan keputusan dengan tepat tanpa merugikan banyak orang dan atau diri sendiri.
3. Jangan jadi guru jika tidak pernah melakukan refleksi. Refleksi menjadi suatu bagian yang penting dalam membangun komunikasi khususnya antara siswa dan guru, siswa dengan siswa, atau bahkan siswa dengan kelompok sosial lainnya. Kegiatan refleksi memberikan kesempatan untuk siswa lebih nyaman untuk berada di lingkungan tempat di mana mereka berada. Refleksi juga dapat dijadikan sebagai suatu momen untuk membangun jiwa sosial dan membiasakan keterbukaan kepada siswa. Refleksi pada dasarnya bukanlah suatu kesempatan untuk membedakan pencapaian siswa, akan tetapi memberikan kesempatan untuk siswa tersebut memahami lebih jauh sesuatu yang belum mereka pahami.