Sebenarnya telah kutidurkan anak-anak kata di bibirmu yang mungil itu. Pantas saja ia melompat berarak-arak keluar dengan anggunnya. Satu jam saja terasa begitu pekat memungut kedipan demi kedipan penuh arti itu. Memang raut wajahmu memikul segala tanya? Menegadah dan mengaduhkan hal-hal tak kasat mata. Amboi, betapa kuncup hati mulai memagut kembang.
KEMBALI KE ARTIKEL