Setelah jaringan bioskop-bioskop kita di invasi oleh film-film Thailand bergenre horror dan komedi romantic, industry (kalau boleh saya sebut begitu) film Thailand mencoba peruntungannya menarik perhatian penonton kita dengan film bergenre horror komedi.
Melalui film “Pee Mak”, Banjong Pisanthanakun sebagai sutradara mencoba memperkenalkan film genre ini. Banjong Pisanthanakun sebenarnya bukan orang baru di industri perfilman Thailand. Ia dikenal melalui film-film bergenre horror, “Shutter” dan “Alone”.
Film ini bercerita tentang kembalinya Mak dan ke empat sahabatnya, Shin, Ter, Puak dan Aey ke kampung halaman Mak untuk menemui Nak, istri Mak dan Dang, anak lelaki Mak. Sementara gosip tentang meninggalnya Nak setelah melahirkan anak lelakinya santer terdengar di masyarakat sekitar tempat tinggal Mak. Adalah Priak, wanita penjual minuman keras yang menyebarkan kabar ini.
Di dalam poster filmnya, Wajah Mario Maurer yang berperan sebagai Mak dan pendatang baru, Davika Hoorne sebagai Nak ditampilkan dengan cukup besar. Sementara ke empat pemeran sahabat Mak, mendapatkan porsi yang lebih kecil dari mereka berdua. Hal ini seperti ingin memberitahukan sekaligus menjual aura bintang Mario Maurer dan Davika Hoorne.
Tapi selama 90 menit, justru kebalikannya. Ke empat sahabatnyalah yang menjadi bintang di film ini. Sementara Mario dan Davika hanya sebagai pemeran pendukung.
Untuk yang suka dengan segmen “In The End” di film “Phobia 2” pasti sangat mengenal ke empat orang sahabat Mak ini. Di film itulah, Nattapong Chartpong, Pongsatorn Jongwilak, Wiwat Kongrasri dan Kantapat Permpoonpatcharasuk angkat nama sebagai pemeran Ter, Puak, Shin dan Aey.
Sejak awal adegan, pembuat film seperti sengaja tidak mencantumkan tahun dan tempat kejadian film ini berlangsung. Itu sebabnya dialog-dialog komedi yang menyinggung masalah David Blaine sampai Spiderman seperti terdengar sah-sah saja.
Memang sepertinya film ini dibuat untuk menghibur para penontonnya. Meskipun aksi reaksi di film ini dibuat serealis, mungkin untuk menjaga penonton duduk manis di tempatnya selama hampir dua jam.
Namun di akhir-akhir film, cerita filmnya seperti tersendat. Dialog panjang antara Mak dan Nak dengan maksud menciptakan efek romantic seperti tidak sampai ke penonton. Hal ini karena sebelumnya, para penonton disuguhkan dengan adegan-adegan yang mengocok perut.
Belum lagi adegan romantic tersebut ditambah dengan flashback yang cukup memakan waktu lama. Jadinya efek romantic adegan tersebut terasa membosankan.
Untuk para penggemar empat sahabat dan juga film-film Thailand pada umumnya, “Pee Mak” sangat bisa dijadikan pilihan. Karena selain kita dibuat tertawa, kita juga akan dibuat terharu sekaligus ketakutan. Selamat menikmati!