26 oktober, yaa menurut saya tahun ini adalah tahun yang sangat berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Hari ini ada 3 moment didalam hidup saya. Hari ini adalah hari dimana seluruh umat muslim di dunia melaksanakan kewajibannya untuk menunaikan rukun islam yang ke-5 yaitu haji. Kebetulan memang saya seorang muslim, saya juga ikut merayakan hari raya idhul adha yang jatuh pada hari ini 26 oktober 2012, walaupun saya belum melaksanakan haji hehe. Pada hari ini masyarakat berkurban untuk melaksanakan kewajibanya.
Namun pada hari ini pula kita teringat ke masa 2 tahun yang lalu yaitu pada saat gunung Merapi yang ada di Yogyakarta beraktivitas dan mengeluarkan awan panasnya. Gunung Merapi adalah salah satu gunung yang masih aktif di Indonesia. Saat Yogyakarta dituruni hujan abu,dan saat ini dan hari ini pula saya sedang merayakan ulang tahun saya yang ke-20 tahun. Saya ingat pada dua tahun yang lalu pada saat hari ulang tahun saya, pada saat sore hari Yogyakarta di sambut dengan hujan lebat dan gemuruh suara kilat. Ternyata setelah ujan tersebut, saya mendengar berita bahwa saat itu gunung Merapi telah beraktifitas dan memuntahkan magma dan abu vulkaniknya.
Saat itu saya belum menjalani kuliah di Yogyakarta. Saat itu saya datang ke Yogyakarta hanya untuk mengunjungi kakak saya dan sekaligus untuk merayakan ulang tahun di sana. Namun tak disangka, moment saya itu bertepatan dengan meletusnya gunung Merapi. Melihat kondisi digunung Merapi dulu, memang sangat membangkitkan luka lama, terutama masyarakat yang tinggal di gunung Merapi tersebut. awan panas sewaktu-waktu yang kembali menyapu tanpa mengenal waktu saat itu. Akibat peristiwa ini kita Indonesia kehilangan seorang yang menjadi juru kunci gunung Merapi yaitu Mbah Maridjan. Beliau meninggal sewaktu sedang sholat dan hendak di jempu untuk turun ke bawah gunung. Namun awan panas yang keluar pada saat itu seakan tidak mengizinkannya untuk turun. Tidak hanya itu, pasir dan debu yang di keluarkan oleh debu tersebut turun ke bawah gunung dan menjadi lahar dingin. Dan memang pada saat itu sedang musim hujan. Memang peristiwa itu tidak cukup hanya sekedar awan panas saja. Akibat dari keluarnya magma tersebut, hujan yang turun kemudian mengajak serta pasir dan debu tersebut menjadi lahar dingin. Akibat dari lahar dingin tersebut membuat jembatan penghubung di daerah Magelang pada saat itu putus.
2 tahun berlalu, Gunung Merapi telah beangsur-angsur pulih. Pohon-pohon yang terlihat gundul akibat sapuan awaan panas kini berangsur telah menghijau kembali. Selain itu disana juga sudah mulai banyak ditanami pohon-pohon yang sekiranya akan membantu menghijaukan kembali daerah-daerah yang tandus akibat sapuan awan panas. Ini dilakukan untuk mengganti pohon-pohon yang sudah terbakar akibat awan panas. Untuk itu dilakukan penanaman pohon kembali agar merapi tetap hijau dan asri seperti dulu lagi. Saya melihat masyarakat setempat dibuatkan warung-warung kecil oleh pemerintah setempat untuk mereka mencari pendapatan pasca meletusnya gunung Merapi. Karena semenjak peristiwa itu, gunung Merapi banyak didatangi pengunjung untuk melihat keadaan disana atau hanya sekedar untuk berpariwisata. Rumah- rumah yang hancur akibat awan panas tersebut, berangsur-angsur dibangun kembali. Dan luka yang mengidap di pikiran masyarakat pun berangsur pulih.
Satu tanggal dan bulan yang sama untuk 3 moment yang berbeda hehe. Memang tidak bisa di pungkiri, setiap peristiwa baik itu kelahiran, musibah, atau apapun itu tidak jarang memiliki kesamaan. Namun setiap peristiwa dan moment adalah takdir dari yang maha kuasa. Bagaimanapun kita tidak bisa mengelak dan menghindari setiap kehendaknya. Kita hanya bisa bersyukur dan menerimanya karena dibalik setiap peristiwa dan moment pasti ada rencana yang indah.