Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Sisi Positif dan Negatif Penutupan Dolly

18 Juni 2014   19:31 Diperbarui: 20 Juni 2015   03:14 180 0
Malam ini pada pukul 20:00 kota Surabaya akan mencatat sejarah baru.Karena malam ini akan diadakan deklarasi penutupan lokalisasi terbesar di Asia Tenggara yaitu Dolly.
Acara ini juga akan dihadiri oleh Menteri Sosial Salim Segaf Aldjufri.

Tindakan penutupan Dolly adalah langkah pamungkas Pemkot Surabaya dalam membersihkan Surabaya dari kegiatan prostitusi,setelah sebelumnya telah lebih dahulu menutup 3 lokalisasi lainnya.Walaupun dengan menutup Dolly tidak ada jaminan bahwa kegiatan prostitusi akan benar-benar mati di surabaya.

Namun langkah ini patut diapresiasi,mengingat ini adalah langkah besar ibu walikota dalam melindungikerusakan mental generasi muda terhadap nilai-nilai moral walaupun sekali lagi belum ada jaminan bahwa setelah penutupan Dolly generasi muda surabaya akan terlindungi dari kerusakan moral.

Lokalisasi yang telah beroperasi dari tahun 1960-an ini juga merupakan mesin uang kota Surabaya,bagaimana tidak,perputaran uang dalam semalam ditempat ini diyakini lebih dari 2 milyar rupiah.
Sebuah angka yang fantastis.

Namun hal yang paling penting yang harus ditindak-lanjuti pemkot Surabaya adalah bagaimana memberdayakan sekitar 1449 PSK serta 300-an mucikari di Dolly pasca penutupannya.Jangan cuma diberi uang Rp.5 juta terus selebihnya pemerintah lepas tangan.
Harus ada tindakan aktif dari pemerintah,misalnya dengan memberi pelatihan ketrampilan pada para PSK agar mampu bertahan hidup serta tidak ada niat untuk kembali menjajakan diri setelah ‘ladangnya’ digusur.Belum lagi nasib orang-orang yang menggantungkan nasibnya diseputaran bisnis lendir ini.Mengingat juru parkir,warung kopi,pedagang rokok juga kecipratan rejeki dari adanya Dolly.

Semoga ibu Risma memikirkan serta sudah punya solusi atas semua itu.
wassalam.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun