Terungkapnya Sosok Zulkarnain
Perlu diketahui disini bahwa Kitab Yasna dan Gathas diterjemahkan oleh para ahli bahasa dari bahasa Avesta lama (Iran Kuno), dimana bahasa ini sering diistilahkan oleh masyarakat pada masa Persia Tengah (mulai dari jatuhnya Achaemenidsdi abad ke-4 SM sampai jatuhnya Sassanids di abad ke-7 M) sebagai Zand-Avesta. Bahasa Zand-Avesta pada saat itu adalah bahasa suci, yang sangat jarang digunakan oleh masyarakat umum dan hanya sering digunakan oleh para imam suci (penganut ajaran Zarathustra). Hal ini mungkin yang menyebabkan para ahli bahasa sangat kesulitan menerjemahkan Kitab Yasna dan Gathas, sebab bahasa tsb sudah punah. Kata Zand pada Zand-Avesta sedikit menimbulkan tanda tanya para ahli; apa maksud kata tsb? dan mengacu kemana? Sampai sekarang belum terpecahkan dan hanya bersifat duga-duga semata. Saya memperkirakan bahwa kata Zand mengacu kepada Zulkarnain, yang sama-sama berkonsonan z-a-n.
Selain itu patut diketahui pula bahwa ajaran Zarathustra (Zorastrianism) pada akhirnya menjelma menjadi apa yang dinamakan sebagai paham Zurvan (Zurvanism). Anehnya, zurvan ini memiliki arti yang mirip dengan Zulkarnain, yaitu “waktu” dalam bahasa Avestan. Dalam film Prince of Persia: The Two Thrones, Zurvan digambarkan sebagai Dewa Waktu dan dalam komik karya Grant Morrison berjudul The Filth, salah satu anggota kelompok yang disebut Kuorum Status adalah superhero bersayap bernama Zurvan. Jadi kata Zurvan yang memiliki konsonan huruf z, u, r, a, dan n saya pikir memiliki korelasi yang sangat erat dengan sosok Zulkarnain yang namanya juga memiliki konsonan huruf z, u, r, a, dan n.
Sampai disini saya sudah merasa sangat yakin bahwa Zarathustra adalah Zulkarnain. Keyakinan saya ini semakin bertambah ketika sejarawan Jona Lendering dalam situs http://www.livius.org/ mengatakan:
“Zarathustra mulai memberitakan bahwa ada dewa tertinggi, yang "maha bijaksana" Ahuramazda, yang telah menciptakan dunia, manusia, dan semua hal yang baik di dalamnya melalui roh kudus-Nya, Spenta Mainyu. Sisanya alam semesta diciptakan oleh enam roh lain, Spentas Amesha ('suci abadi'). Namun, urutan penciptaan tujuh kali lipat diancam oleh Kebohongan/Kepalsuan, roh baik dan jahat berjuang dan umat manusia harus mendukung roh yang baik dalam rangka untuk mempercepat kemenangan tak terelakkan dari yang baik.”
Dari pernyataan sejarawan Jona Lendering, tampaknya Zarathustra sering berbicara tentang roh. Kalau kita melihat asbabun nuzul dari QS. Al-Kahfi 83-98, maka disitu terlihat pertanyaan terakhir kafir Quraisy yang menanyakan kepada Nabi Muhammad, apa itu roh? Begitu pula dengan pertanyaan pertama yang berhubungan dengan roh orang yang tertidur. Jadi saya yakin pertanyaan kedua tentang seorang pengembara laki-laki (Zulkarnain) juga berhubungan dengan roh.
Cukup banyak orang yang berpendapat bahwa orang tidur, rohnya diangkat keluar, yang berarti yang tersisa hanya raga/jasad-nya. Tetapi pendapat ini tidak benar, karena sekelompok pemuda beserta anjingnya yang tertidur selama lebih dari 300 tahun berkali-kali menggerakkan badannya, yang berarti roh mereka tidak diangkat.
Ki Bara Astama dalam artikelnya tentang perbedaan ruh dan nafas mengatakan: