Untuk perguruan tinggi swasta banyak yang membuka PMB sampai bulan agustus itu artinya ada hari besar disana yaitu hari Raya Idul Fitri atau lebaran. kebanyakan dari orang tua siswa mereka harus menahan pembayaran uang kuliah sampai dengan setelah lebaran, padahal resiko kehilangan atau kepakainya dana tersebut sangat besar, maklum lebaran banyak kegiatan budaya yang memakan biaya, seperti bagi-bagi uang untuk sodara, tetangga, anak yatim dan lain-lain, itu mungkin belum seberapa, tapi kalo sudah pulang kampung plus acara jalan-jalan ke tempat wisata sudah dipastikan akan banyak memakan dana.
Lalu bagaimana mensiasati itu semua. tentu saja kita harus arif dan bijaksana jangan sampai mimpi dan cita-cita anak-anak kita dibidang pendidikan harus terganggu atau bahkan terancam gagal karena hal yang tidak diperhitungkan dengan baik. Lebaran memang penting, mudik memang penting, tapi saat dana kita terbatas dan ada rencana-rencana mulya seperti pendidikan anak-anak seyogyanya untuk memprioritaskan cita-cita pendidikan tersebut.
untuk lebih baiknya mungkin cermat dan pandailah mengukur kemampuan keuangan diri sendiri, karena sekolah di Indonesia masih menjadi sesuatu yang harus dibayar mahal. pendidikan yang baik dan bertaraf nasional dan internasional masih milik seolah-olah mereka-mereka yang memiliki kelebihan keuangan.
cobalah dan sering-seringlah berdiskusi dengan keluarga dan orang tua, utarakan semua cita-cita dan keinginan, selanjutnya proses harus dilalui dengan serius seperti komitment untuk melalui proses belajar dengan cara-cara yang baik bahkan jika mungkin berprestasi di sekolah atau kampus. sehingga dengan demikian semua investasi dan kelelahan orang tua akan terbayar dengan kebanggaan memiliki anak sesuai dengan cita-citanya.
jika belum berhasil mendapatkan perguruan tinggi negeri cobalah untuk mencari tempat kuliah swasta yang baik, berbiaya terjangkau dan tetap mengedepankan kualitas. carilah ilmu yang cepat dicari oleh pasar seperti kuliah kesehatan diantaranya adalah analis kesehatan, farmasi, keperawatan, bidan, kesmas, manajemen pelayanan rumah sakit, gizi, radiografi, fisio terapi dan teknik elektro medik yang mana ilmu-imu tersebut masih sangat jarang dan sangat dicari oleh pasar. antara angka kelulusan dan kebutuhan pasar sangat tidak seimbang, sehingga nantinya lulusan akan mencari barang yang langka dan menjadi rebutan, belum lagi kesempatan untuk mengembangkan menjadi wirausahawan dibidang kesehatan sangat menarik seperti usaha laboratoirum, ahli gizi atau konsultan gizi, buka praktek bidan, perawat dan sebagainya. salah satu Universitas yang menciptakan ahli-ahli tenaga kesehatan adalah STIKES MH Thamrin Jakarta.
semoga saja tulisan ini bermanfaat, dan semoga kita semua bisa dan mampu secara bijak melihat kehidupan kita di masa mendatang. (yons)