Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Tiga Orang Saya Hormati, Satu Saya Benci

19 April 2012   06:29 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:26 231 1
Penghormatan kepada seseorang lahir dari ketakziman hati, seperti cinta dia tidak bisa dipaksa dan ditundukkan. Rasa takzim itu hadir tentu bukan serta-merta dan tanpa sebab, beberapa faktor dan kondisi juga memengaruhi subyektivitas nilai yang dijadikan tolok ukur penilaian. Hormat bukanlah pekerjaan fisik seperti halnya menghormat bendera atau penghormatan pada komandan upacara, tapi lebih merupakan campuran antara kagum, segan, bangga, takzim, kepada seseorang. Dalam tulisan ini, yang dimaksud dengan kata "orang" dalam judul tulisan adalah orang yang masih hidup, bukan seseorang yang sudah meninggal dunia pun bukan tokoh cerita atau tokoh fiksi lainnya. Pembatasan ini perlu mengingat begitu banyak "orang" yang sudah meninggal dan saya masih menaruh hormat pada mereka (semoga Allah mengampuni, menyayangi dan menempatkan mereka di antara 'orang-orang' yang beriman). Sungguh, dalam hidup saya hingga hari ini, hanya ada tiga orang yang saya hormati. Bukan karena saya merasa terhormat, sombong, angkuh, dan sifat-sifat yang demikian. Tapi hanya mereka yang mampu saya hormati, berusaha sekuat tenaga pun selain dari tiga itu tidak sanggup saya hormati, mereka adalah:

  1. Orang yang lebih tua dari saya. Selain kelebihan usia, berarti pula dia juga lehih lama hidup, lebih dulu menghirup udara, lebih lama menyerap pengalaman, lebih bisa bertahan menahan beban hidup, lebih tahan terhadap kekecewaan yang kadang melahirkan putus asa, lebih banyak belajar dan memberi pelajaran.
  2. Orang yang lebih berilmu dari saya. Dalam bahasa masyarakat orang yang berilmu acap disebut alim, ulama, ulil abshar, arif,  ahli hikmah, cendekia, intelek, berpendidikan, sarjana, pintar, cerdas, dan beberapa kata serupa yang menandakan seseorang yang menggunakan potensi pikiran dan akal sehatnya. Mereka saya hormati dengan penuh takzim karena dengan ilmunya bisa memberi banyak bagi masyarakat sosialnya, bisa berperan aktif memajukan beradaban dan kemanusiaan.
  3. Orang yang lebih sukses atau berhasil dari saya. Mereka dengan semua potensinya telah menunjukkan hasil nyata dan memberi manfaat bagi diri dan juga masyarakatnya. Termasuk di dalamnya adalah mereka yang memiliki anak lebih banyak, lebih berharta, lebih berhasil dalam usaha, lebih berpengaruh dalam masyarakat, lebih banyak teman dan relasi, punya lebih banyak keahlian, lebih berpengalaman, punya jabatan di atas saya, dan kelebihan-kelebihan serupa lainnya.
KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun