Fenomena Halo Matahari memang tidak setiap saat dapat dijumpai. Di beberapa tempat di Indonesia hal tersebut pernah terjadi, dan selalu menarik perhatian. Pengamat iklim Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Prof. Dr. Sudibyakto, M.S., menyampaikan fenomena halo matahari adalah fenomena yang biasa terjadi. Halo merupakan hasil pembelokan cahaya matahari oleh partikel uap air di atmosfer. Dalam wawancara dengan Tribun Jogja, beliau mengatakan bahwa halo terbentuk karena dispersi (pembiasan warna) butir-butir es atau air pada awan sirrus oleh sinar ultraviolet. Ia mengatakan setiap musim hujan partikel uap air ada yang naik hingga di atmosfer. Dan partikel air memiliki kemampuan untuk membelokkan atau membiaskan cahaya matahari.
Peristiwa itu biasa terjadi pada siang hari, saat posisi matahari sedang tegak lurus terhadap Bumi. Maka cahaya yang dibelokkan pun juga lebih kecil. Itu sebabnya yang tampak di mata masyarakat yang kebetulan menyaksikannya adalah lingkaran gelap di sekeliling matahari.