Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora

Dulu Hujung Galuh, Sekarang Surabaya

31 Mei 2013   06:42 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:46 2707 7

Dengan perasaan tak menentu, Meng Khi (ada yang menulis, Meng Qi) pulang kembali ke negerinya. Utusan kaisar Kubilai khan ini merasa harga diri dan bangsanya seakan ditampar, dicampakkan, dihina, direndahkan dan diinjak-injak oleh Kertanegara, raja Singashari. Dengan muka penuh luka dan daun telinga terpotong, Meng Khi melaporkan kegagalan misinya di Jawadwipa. Pesan yang dibawa Meng Khi untuk Kubilai Khan sangat jelas, Singashari menolak untuk tunduk dan patuh kepada kekaisaran Mongol ! Melihat utusannya diperlakukan dengan begitu keji oleh Kertanegara, amarah Kubilai Khan langsung memuncak. Segera dia memerintahkan ekspedisi besar-besaran untuk kembali ke Jawadwipa. Tujuan ekspedisi ini juga sangat jelas, memberi palajaran, menghukum dan menaklukkan Kertanegara !

Kubilai Khan mengutus tiga panglima perangnya sekaligus untuk memimpin ekspedisi besarnya ini, Shih Pi (ada yang menulis, Shin Bi), Ike Mese (ada yang menulis, Yikomusu) dan Kau Hsing (ada yang menulis, Gao Xing). Awal tahun 1293, armada prajurit Mongol merapat di palabuhan Tuban (ada yang menulis, sempat merapat di Rembang). Dari Tuban, prajurit Mongol berpencar. Ada yang masuk ke Singshari lewat darat, ada yang lewat pelabuhan Ujung Galuh (ada yang menulis, Hujung Galuh).

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun