Lama tak terdengar kabarnya, iseng-iseng saya coba menghubungi Mr. Bernard Weber, juragan New 7 Wonders.
Teddy (T): “Mat Siang Mr. Bernard, saya Teddy, dari Indonesia.”
Bernard Weber (BW): “Oo ya … Mr. Teddy, ada yang bisa saya bantu?”
T: “Begini Mister, saya mau nanyakan perkembangan TN P.Komodo yg kemarin masuk kandidat sbg 7 keajaiban dunia versi alam yang baru.”
BW: “Oo iya, kami sedang memverifikasi suara yang masuk.”
T: “Maksudnya, verifikasi apanya Mister ? Verifikasi gitu aja kok lama sekali. Lha, … itu Pulau Jeunju kok sudah selesai ? Sekedar info aja Mister, jumlah pengguna ponsel di Indonesia saja sudah lebih banyak dari jumlah penduduk Korea Selatan, jadi kalau Pulau Jeunju milik Korsel masuk pasti TN P. Komodo juga masuk sbg 7 keajaiban dunia yg baru.”
BW: “Ooo … tidak bisa ! Kami harus menghitung berapa sebenarnya suara SAH yang masuk untuk TN P.Komodo. Karena kami melihat adanya TINDAKAN YANG KURANG SAH yang telah dilakukan masyarakat Indonesia dalam mendukung TN P.Komodo.”
T: “Tindakan yang kurang sah, itu apa maksudnya Mister ?”
BW: “Ya, sesuai aturan/tatacara yang berlaku, voting atau pemungutan suara dalam demokrasi adalah satu orang hanya boleh/berhak memberikan satu suara. Jika itu dilakukan dengan mekanisme telepon atau SMS, maka satu nomor telepon hanya dihitung masing-masing satu suara via sambungan telepon dan satu suara via SMS. Jika kami temukan satu nomor telepon memberikan lebih dari satu telepon atau SMS, maka telepon atau SMS selanjutnya tidak kami hitung sebagai suara yang SAH. Jika dilakukan dengan mekanisme voting online, maka satu alamat email hanya boleh mengirim satu suara. Dan jika ingin memberikan suara tambahan harus memakai alamat email yang lain.”
T: “Ellhhooo …. Kok begitu Mister ! Operator seluler di Negara Kami malah menganjurkan untuk SMS sebanyak-banyaknya. Berarti mubadzir, dong !!”
BW: “Apa itu mubadzir, Mr.Teddy?”
T: “Useless, Mister.”
BW: “Ooo … gitu, ya useless-lah.”
T: “Waahhh …. Gak bener nih operator seluler!”
BW: “Oo … itu urusan Mr.Teddy dengan operator seluler di Indonesia.”
T: “Ma kasih atas infonya, Mister.”
BW: “Sama-sama, Mr.Teddy. Ada lagi yang bisa saya bantu?”
T: “Gak ada Mister. Ma kasih.”
BW: “Ngomong-omong, apa Mr.Teddy sudah mengikuti kampanye kami yang terbaru?”
T: “Kampanye apa lagi, Mister?”
BW: “Pemilihan 7 keajaiban dunia untuk kota di seluruh dunia. Barangkali Mr.Teddy punya kandidat untuk 7 kota ajaib di dunia, silakan kunjungi website kami kembali.”
T: “OK, Mister … ma kasih infonya. Langsung ke TKP. Selamat siang, Mister.”
BW: “Sama-sama, Mr.Teddy. Selamat siang.”
Dan saya pun langsung menuju ke TKP http://www.new7wonders.com
Dan hasilnya adalah ………… seperti gambar di bawah ini.
Namun ketika saya coba masuk ke form pemilihan nominasi 7 kota ajaib melalui link yg ada di fan page tersebut (lingkaran merah), yang muncul adalah tampilan (rusak) seperti berikut.
Tidak ada yang bisa dilakukan pada halaman tersebut.
Entah sudah berapa lama hal ini berlangsung dan meskipun suatu saat nanti website new7wonders.com ini bisa normal kembali, tapi untuk ukuran event yang bertaraf internasional, hal ini cukup mengundang pertanyaan besar.
Apa kabarmu New 7 Wonders ?