Sebagian orang berpendapat bahwa zonasi penerimaan murid baru di sekolah seharusnya dihapus. Mereka berargumen bahwa zonasi ini dapat menghambat mobilitas murid dan tidak memberikan kesempatan yang adil bagi semua pihak. Dengan menghapus zonasi, diharapkan murid akan memiliki kebebasan untuk memilih sekolah sesuai dengan keinginan dan kemampuan mereka.
Di sisi lain, pendukung sistem zonasi berpendapat bahwa zonasi diperlukan untuk mencegah terjadinya segregasi sosial dan ekonomi di sekolah-sekolah. Mereka berpendapat bahwa dengan adanya zonasi, semua murid memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan pendidikan berkualitas tanpa adanya diskriminasi.
Penting untuk melakukan evaluasi mendalam terkait efektivitas sistem zonasi penerimaan murid baru di sekolah. Apakah zonasi benar-benar memberikan manfaat yang diinginkan atau justru menghambat kemajuan pendidikan di Indonesia? Keputusan terkait apakah zonasi perlu dihapus atau dipertahankan harus didasarkan pada data dan analisis yang komprehensif.
Sebagai negara yang terus berupaya meningkatkan kualitas pendidikan, penting bagi pemerintah dan para pemangku kepentingan untuk mempertimbangkan dengan cermat dampak dari penghapusan zonasi penerimaan murid baru di sekolah. Tujuan utama harus tetap menjaga kesetaraan akses pendidikan bagi semua murid sambil memastikan kualitas pendidikan yang merata dan berkualitas.
Dengan demikian, perlu dilakukan diskusi yang mendalam dan kolaborasi antara semua pihak terkait untuk mencari solusi terbaik dalam menghadapi permasalahan terkait zonasi penerimaan murid baru di sekolah. Hanya dengan pendekatan yang holistik dan berbasis data, kita dapat mencapai sistem pendidikan yang lebih inklusif dan merata bagi semua murid di Indonesia.